Ruang Ketiga, Hadiah Pemprov DKI Jakarta untuk Warganya

Pemerintah DKI Jakarta menaruh perhatian khusus terhadap ruang dan tempat yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi masyarakatnya.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta menaruh perhatian khusus terhadap ruang dan tempat yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi masyarakatnya.

Sejumlah ruang publik yang ditujukan sebagai ruang ketiga setelah rumah dan tempat kerja pun dibangun dengan mengusung nilai kesetaraan.

Taman Maju Bersama yang menjadi konsep baru dari ruang terbuka hijau menjadi andalan Pemerintah DKI Jakarta dalam peningkatan interaksi masyarakat di ruang terbuka. Sebut saja Taman Dukuh Atas, Taman Kembang Kerep, Taman Menteng, dan Taman Lapangan Banteng yang menjadi alternatif titik berkumpul warga Jakarta.

“Taman Maju Bersama merupakan pengembangan dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak [RPTRA] yang telah ada. Pembangunannya juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar, dan tidak ada kriteria khusus lokasi dalam membangun,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Suzi Marsitawati.

Pemerintah DKI Jakarta memang menargetkan pembangunan 261 Taman Maju Bersama hingga 2022, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022.

Ruang Ketiga, Hadiah Pemprov DKI Jakarta untuk Warganya

Suzi menyebut, seluruh ruang terbuka hijau (RTH) dan taman di Jakarta dibangun dengan tujuan dapat diakses penduduk yang tinggal dalam radius 300 meter.

Harapannya, taman dan ruang terbuka hijau itu dapat diakses hanya dengan berjalan kaki.

Langkah itu juga diharapkan membuat taman menjadi tempat pertemuan masyarakat tanpa memandang kelas sosial, dan pertemuan antara manusia dan alam.

Tahun lalu saja, Pemerintah DKI Jakarta menargetkan membangun 21 Taman Maju Bersama dengan anggaran Rp27,3 miliar.

Dari jumlah tersebut, ada 10 taman yang masuk ke dalam proses lelang, dan 7 diantaranya selesai dengan anggaran Rp10 miliar.

Tahun ini, Pemerintah DKI Jakarta menargetkan jumlah Taman Maju Bersama melonjak hingga 53 taman dengan total luas 335.807 meter persegi, dan anggaran senilai Rp130 miliar.

Hingga 2 Oktober tahun ini saja sudah ada 30 taman yang proses pembangunannya mencapai 80%-90%.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memastikan pada 10 Desember 2019 nanti, 53 Taman Maju Bersama yang ditargetkan tahun ini sudah dalam tahap pembangunan fisik.

Lokasi Taman Maju Bersama yang telah mencapai 90%, antara lain RTH Kampung Jati, RTH Taman Kampung Baru, RTH Jalan Centex, RTH Mangga XIV, RTH Jalan Panglima Polim II, RTH Jalan Setapak, dan RTH Jalan Kebagusan Raya.

Dalam sebuah kesempatan Anies juga menegaskan pembangunan Taman Maju Bersama memiliki paradigma yang berbeda dibandingkan dengan taman-taman sebelumnya.

Taman Maju Bersama akan lebih variatif, tematik, disesuaikan dengan karakteristik dan luas lahannya, serta dibangun secara kolaboratif bersama masyarakat.

Taman Maju Bersama didominasi oleh ruang terbuka dan berkonsep park, sehingga, warga menjadi lebih leluasa untuk bermain di atas rumput dikarenakan minimnya pembangunan di tengah taman.

Konsep itu juga membuat Taman Maju Bersama berfungsi sebagai resapan air untuk menjaga ketersediaan air tanah.

Taman Piknik di Jalan Manunggal II merupakan salah satu contoh Taman Maju Bersama yang memiliki konsep park, karena warga tidak hanya bisa melihat hijaunya taman, tetapi juga dapat merasakan sejuknya udara, dan menikmati danau buatan dengan ragam jenis ikan di dalamnya.

TAMAN GRANDE

Selain pembangunan Taman Maju Bersama, pada tahun ini juga Pemerintah DKI Jakarta juga merevitalisasi 2 jenis Taman Grande, yaitu Taman Mataram dan Taman Puring.

Revitalisasi kedua taman itu dilakukan pertama kali pada 16 Agustus 2019, dan ditargetkan selesai pada 15 Desember 2019.

Berbeda dengan Taman Maju Bersama yang benar-benar baru dibangun, konsep Taman Grande lebih menekankan kepada revitalisasi taman yang berskala besar dengan tetap menjadi lahan untuk retensi air.

Konsep taman ini adalah Fun Transit Park, yaitu sebagai tempat transit yang nyaman bagi para pedestrian, karena terintegrasi dengan transportasi public, sehingga Taman Grande juga mendukung untuk RTH, penuh sarana bermain, termasuk dapat diakses siapa pun, termasuk penyandang disabilitas.

Kebutuhan terhadap RTH di Jakarta juga tidak cukup hanya untuk memenuhi amanat perundang-undangan semata.

Jakarta juga perlu mempercepat penyelesaian target pembangunan RTH tersebut, agar dapat menjawab respon publik terhadap tingginya pencemaran udara di Jakarta.

Hal itu juga membuat Gubernur Anies menandatangani Instruksi Gubernur Nomor 66/2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara pada 1 Agustus 2019.

Dalam Instruksi Gubernur itu, Gubernur Anies menggalakkan penanaman tanaman berdaya serap polutan tinggi mulai tahun ini. Selain itu Anies juga meminta pengelola gedung untuk menerapkan prinsip green building.

Di sisi lain, Pemerintah DKI Jakarta juga melibatkan masyarakat dalam penanaman tanaman berdaya serap polutan tinggi.

Pada Minggu 18 Agustus 2019, Gubernur Anies juga meluncurkan gerakan #200Taman2JutaTanaman yang terdiri dari 500.000 pohon, dan 1,5 juta tanaman hias untuk melibatkan beragam instansi dan komunitas warga.

Hingga September 2019, progress penanaman Tanaman Hias telah mencapai 339.590 tanaman, dan penanaman pohon mencapai 6.787 pohon.

Dengan hadirnya beragam Taman Kota yang telah, sedang, dan terus dibangun, membuktikan Pemerintah DKI Jakarta memiliki komitmen penuh untuk mengimplementasikan ruang ketiga yang nyaman bagi warganya.

Harapannya, penataan kota menjadi lebih maju dan melibatkan seluruh komponen masyarakat sesuai dengan konsep City 4.0.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper