Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laut Indonesia Surga Sampah Plastik, KLHK Janji Telusuri Sumbernya

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut KLHK Dida Migfar Ridha mengatakan, penelusuran itu perlu dilakukan karena sampah di lautan bisa berasak dari mana saja.
Pekerja membersihkan sampah yang terbawa arus di kawasan pesisir Muara Baru, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Sampah-sampah yang sulit terurai seperti botol dan kemasan plastik masih menjadi salah satu masalah besar di Jakarta./Antara-Aprillio Akbar.
Pekerja membersihkan sampah yang terbawa arus di kawasan pesisir Muara Baru, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Sampah-sampah yang sulit terurai seperti botol dan kemasan plastik masih menjadi salah satu masalah besar di Jakarta./Antara-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berencana menelusuri sumber sampah plastik yang berada di lautan Indonesia mulai 2020.

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut KLHK Dida Migfar Ridha mengatakan, penelusuran itu perlu dilakukan karena sampah di lautan bisa berasak dari mana saja.

"Kita melakukan pemodelan. Sekarang sampah yang ada di satu lokasi kita gambarkan sumbernya dari mana saja. Ketika sumber diketahui orang bisa tahu siapa penyebabnya. Nanti pemda bisa bertanggung jawab," kata dalam diskusi mengenai sampah plastik laut di sela SDGs Annual Conference 2019 di Jakarta Pusat seperti dikutip Antara, Selasa (8/10/2019).

Upaya itu, menurut dia, dilakukan untuk mengetahui secara pasti pihak yang berkontribusi terhadap pencemaran sampah plastik di laut.

Menurutnya, sampah-sampah plastik yang ada di laut Indonesia kemungkinan berasal dari negara lain. Dia mengambil contoh, sampah yang ada di perairan Gorontalo yang jika dilihat dari nama produknya bukan berasal dari Indonesia.

Dengan penelusuran itu, imbuhnya, sumber dari sampah-sampah plastik yang masuk ke perairan Indonesia akan bisa diketahui.

Menurutnya, penelusuran sumber sampah yang masuk ke laut Indonesia akan dimulai tahun depan dengan menggunakan pemodelan yang dibuat bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Penting untuk mencari asal-usul sampah itu, supaya tidak ada perselisihan. Karena kalau pemodelan sudah menunjukkan seperti itu, mereka tidak bisa mengelak," katanya.

Masalah sampah plastik di laut menjadi salah satu fokus bahadan dalam SDGs Annual Conference 2019, yang mengangkat tema dari Tujuan Bersama Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 14 tentang ekosistem laut.

Data KLHK menunjukkan jumlah timbulan sampah di Indonesia secara nasional 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun yang meliputi 50 persen sampah organik (sisa makanan dan sisa tumbuhan), 15 persen plastik, 10 persen kertas, dan sisanya terdiri atas logam, karet, kain, kaca, dan lain-lain.

Dari total timbulan sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru 10 sampai 15 persen. Sebanyak 60 sampai 70 persen ditimbun di tempat pembuangan akhir dan 15 sampai 30 persen belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut. 

Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Yeti Darmayati mengatakan bahwa LIPI memonitor sampah laut melalui 18 stasiun yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

Menurut hasil pemantauan stasiun LIPI, ia mengatakan, sekitar 50 persen sampah laut adalah sampah plastik yang banyaknya antara 300 ribu sampai 600 ribu ton per tahun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper