Bisnis.com, YOGYAKARTA — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebutkan bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami tiga kali gempa guguran pada Selasa, 24 September 2019.
Gempa guguran adalah getaran yang terjadi kala bongkahan-bongkahan batuan berukuran besar terlepas dari kubah lava gunung dan jatuh menggelinding menuruni lereng hingga jarak tertentu.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui siaran pers, Selasa (24/9/2019) mengatakan bahwa tiga kali gempa guguran yang terekam pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 memiliki amplitudo 2—3 mm dengan durasi 12.24—25.20 detik.
Selain gempa guguran, gunung api teraktif di Indonesia itu juga mengalami satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 3 mm selama 16.96 detik.
Selanjutnya, hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30 meter di atas puncak kawah.
Cuaca di gunung itu cerah berawan dengan angin bertiup lemah ke arah barat dan barat laut. Suhu udara 12,80—19 derajat Celsius, kelembaban udara 56 persen—96 persen dan tekanan udara 569,20—710,20 mmHg.
Sebelumnya, pada Minggu (22/9/2019) Gunung Merapi mengeluarkan awan panas letusan. Awan panas letusan yang memiliki durasi 125 detik tersebut sempat menimbulkan kolom asap setinggi 800 meter dan ada laporan hujan abu tipis di wilayah Tempel Sleman dengan jarak 15 kilometer arah barat daya Merapi.