Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akui Lalai, Jokowi Minta Karhutla Tak Meluas

Presiden Joko Widodo mengakui meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah akibat ketidaksiapan pemerintah.
Pesawat Kepresidenan yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat mulus di tengah kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Senin petang (16/9/2019). Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan untuk meninjau kondisi kabut asap dan penanganan karhutla di Riau./Antara-FB Anggoro
Pesawat Kepresidenan yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat mulus di tengah kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Senin petang (16/9/2019). Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan untuk meninjau kondisi kabut asap dan penanganan karhutla di Riau./Antara-FB Anggoro

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengakui meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah akibat ketidaksiapan pemerintah.

Dalam rapat terbatas yang disiarkan oleh akun youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menilai perangkat daerah mulai dari gubernur hingga kepala desa, serta panglima kodam yang memiliki komandan rayon militer hingga babinsa dan Kapolda hingga babinkamtibmas tidak berfungsi maksimal.

"Setiap tahun tidak perlu lagi rapat seperti ini. Otomatis menjelang musim kemarau itu harus sudah siap. Sebetulnya itu saja. Tapi kita lalai, sehingga asapnya jadi membesar," katanya ketika memimpin rapat di Pekanbaru, Senin (16/9/2019).

Saat ini, dia mengungkapkan Provinsi Riau sudah ditetapkan status siaga darurat dan luas lahan yang terbakar juga sudah mencapai puluhan ribu hektare.

Untuk itu, dia memerintahkan aparat hukum bertindak tegas, baik kepada perusahaan maupun perorangan, supaya karhutla tidak merembet ke lokasi lainnya.

"Jangan sampai ini mengganggu aktivitas penerbangan sehingga berimbas kepada pertumbuhan ekonomi, aktivitas ekonomi di Riau," jelasnya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah titik panas per 16 September 2019 pukul 16.00 WIB mencapai 2.153 dengan luas lahan terbakar sebanyak 328.724 hektare.

Provinsi Kalimantan Tengah menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak yakni 513 dan luas lahan terbakar sebesar 44.369 hektare.

Lalu, diikuti dengan Provinsi Kalimantan Barat dengan total titik panas sebanyak 384 dan luas lahan terbakar 25.900 hektare.

Adapun, BNPB menetapkan enam daerah dengan status siaga darurat yakni Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Sumatra Selatan.

Guna mengatasi meluasnya karhutla di luar daerah-daerah di atas, pemerintah telah menyiagakan 9.072 personel. Tak hanya itu, BNPB juga membuat hujan buatan sebanyak 263.125.274 liter air dan 164.016 kg garam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper