Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Duga Bom Bangkok Berkaitan dengan Politik

Jumat (2/8) pekan lalu, enam bom meledak di sejumlah titik di Kota Bangkok. Saat itu, Bangkok tengah menjadi tuan rumah berlangsungnya pertemuan tingkat menteri luar negeri atau Asean Ministerial Meeting.
Petugas khusus bahan peledak memeriksa ledakan bom di Bangkok, Jumat (2/8/2019)/Reuters-Soe Zeya Tun
Petugas khusus bahan peledak memeriksa ledakan bom di Bangkok, Jumat (2/8/2019)/Reuters-Soe Zeya Tun

Bisnis.com, JAKARTA--Kepolisian Thailand menyatakan serangkaian pengeboman di Bangkok pekan lalu diduga berkaitan dengan politik.

"Saya percaya bahwa ini terkait dengan masalah politik," kata Kepala Polisi Chaktip Chaijinda dikutip dari Reuters, Kamis (8/8/2019).

Sayangnya Chaktip tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait pernyataannya. Dia hanya mengatakan bahwa 80-90 persen dari kasus bom sebelumnya berkaitan dengan politik.

"Kami benar-benar ingin tahu siapa yang berada di balik kasus bom kali ini," katanya.

Thailand mengadakan pemilihan umum yang sengit pada Maret lalu. Pemilu itu merupakan yang pertama sejak kudeta militer 5 tahun lalu.

Mantan panglima militer Jenderal Prayuth Chan-ocha terpilih sebagai perdana menteri berkat suara di majelis tinggi, Senat, yang seluruhnya ditunjuk oleh junta militer yang dipimpin Prayuth sejak 2014.

Adapun pada Jumat (2/8) pekan lalu, enam bom meledak di sejumlah titik di Kota Bangkok. Saat itu, Bangkok tengah menjadi tuan rumah berlangsungnya pertemuan tingkat menteri luar negeri atau Asean Ministerial Meeting.

Acara dihadiri oleh 10 Menteri Luar Negeri negara Asean dan sembilan negara mitra, yaitu Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Uni Eropa, Inggris, dan India.

Insiden ledakan itu setidaknya melukai empat orang. Pada awalnya, polisi mencurigai serangan itu terkait dengan pemberontakan Muslim Thailand selatan yang telah menewaskan lebih dari 7.000 orang sejak 2004.

Dua tersangka yang ditahan pada Jumat, berasal dari provinsi Narathiwat yang berada di wilayah bergolak itu. Total ada 15 tersangka dalam insiden pengeboman tersebut. Polisi menyatakan tidak semua dari mereka memiliki keterkaitan dengan wilayah selatan dan beberapa di antaranya telah melarikan diri ke luar negeri.

Ketua penyidik Suwat Changyodsuk mengatakan, kedua tersangka yang ditahan itu menghadapi dakwaan kejahatan terorganisir, percobaan pembunuhan dan kepemilikan ilegal bahan peledak. Sehari sebelum ledakan terkoordinasi dilakukan, dia orang itu menanam bom palsu di depan markas polisi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper