Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Bunuh Diri Tewaskan 14 Orang di Afghanistan

Setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 140 lainnya cedera setelah terjadi serangan bunuh diri dari anggota Taliban di luar kantor polisi di Kabul.
Ilustrasi - Serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan/Reuters
Ilustrasi - Serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 14 orang tewas dan lebih dari 140 lainnya cedera setelah terjadi serangan bunuh diri dari anggota Taliban di luar kantor polisi di Kabul.

Ledakan terjadi sekitar pukul 09:00 pagi waku setepat di Kabul barat pada hari Rabu (7/8/2019), ujar juru bicara kementerian dalam negeri Nasrat Rahimi.

Dikatakan,  bom meledak ketika sebuah kendaraan berhenti di sebuah pos pemeriksaan di luar kantor polisi.

 "Empat belas orang mati syahid, 145 cedera dalam ledakan hari ini," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Jenderal Khoshal Sadat kepada wartawan beberapa jam setelah ledakan besar mengguncang Ibu Kota Afghanistan tersebut seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (8/8/2019).

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Ledakan tersebut menimbulkan kepulan asap besar ke ibu kota Afghanistan.

"Saya mendengar ledakan besar dan semua jendela pecah dengan kaca beterbangan di mana-mana," kata penjaga toko Ahmad Saleh.

Dia mengaku pusing dan tidak tahu apa yang terjadi tetapi jendela sekitar 20 toko berjarak satu kilometer dari lokasi ledakan rusak.

Pekerja kesehatan Afghanistan terlihat mengangkut seorang lelaki yang terluka ke rumah sakit setelah ledakan bom dan kontak senjata yang menargetkan sebuah kantor polisi di daerah perumahan yang padat di Kabul.

Menurut video di media sosial dan saksi mata, tembakan senjata ringan terdengar setelah ledakan.

Serangan itu terjadi sehari setelah Taliban menyerukan pemboikotan pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 28 September. Pihak Taliban  juga mengancam akan menyerang kampanye pemilihan umum.

Taliban, yang telah melakukan serangan hampir setiap hari di seluruh negeri, biasanya menargetkan pasukan Afghanistan dan pejabat pemerintah atau mereka yang dianggap loyal kepada pemerintah.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper