Bisnis.com, JAKARTA — Partai Golkar akan memilih ketua umum baru akhir tahun ini. Baru ada dua nama yang muncul, yaitu Ketua Airlangga Hartarto dan Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Wakil Bendahara Umum DPP Golkar Satya W Yudha mengatakan bahwa belum mengetahui apakah ada calon lain. Sebabnya para calon ketua harus mendapat dukungan dari pemilik suara, yaitu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar.
“Tinggal sekarang bagaimana persyaratan menjadi ketua umum itu dipenuhi. Paling tidak mendapatkan dukungan 30% dari pemegang suara,” ujarnya Selasa (9/7/2019).
Satya menjelaskan bahwa pemegang suara dalam pemilihan jumlahnya 556 orang. Itu berarti para calon setidaknya harus memperoleh 167 suara. Baik Airlangga dan Bamsoet mengklain telah mendapat 400 DPD.
“Memang mereka berdua yang mau mencalonkan diri sebagai calon ketua umum. Tapi kan yang official baru Airlangga dari hari ke hari menerima dukungan dan menggalang suara,” jelasnya.
Sebelum ada musyawarah nasional untuk mengganti ketua, Golkar biasanya menggelar rapat pleno. Agenda ini akan segera dilakukan.
Satya menuturkan bahwa pengurus akan mengevaluasi terlebih dahulu siapa yang bisa hadir dalam rapat. Saat ini pengurus pusat banyak yang tidak aktif.
“Karena mereka kan dilantik di saat pergantian daripada Idrus Marham. Setya Novanto [digantikan] ke Idrus. Idrus ke Airlangga,” ucapnya.