Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Inggris Anjlok ke Level Terendah Sejak 34 Bulan

Data manufaktur Inggris yang dirilis HIS Markit untuk periode Mei 2019 turun menjadi 49,4, atau level terendah sejak Juli 2016.
Warga Inggris pendukung Uni Eropa (UE) berkumpul dalam unjuk rasa di pusat London, Inggris, meminta Pemerintah Inggris untuk membiarkan masyarakat mengambil keputusan akhir terkait Brexit, Sabtu (23/3/2019)./Reuters-Kevin Coombs
Warga Inggris pendukung Uni Eropa (UE) berkumpul dalam unjuk rasa di pusat London, Inggris, meminta Pemerintah Inggris untuk membiarkan masyarakat mengambil keputusan akhir terkait Brexit, Sabtu (23/3/2019)./Reuters-Kevin Coombs

Bisnis.com, LONDON—Data manufaktur Inggris yang dirilis HIS Markit untuk periode Mei 2019 turun menjadi 49,4, atau level terendah sejak Juli 2016.

Dikutip dari Reuters, UK Manufacturing Purchasing Managers Index turun menjadi 49,4 pada Mei 2019 dibandingkan 53,1 pada April 2019. Hasil itu juga di bawah estimas konsensus sebesar 52,5.

Lesunya kinerja manufaktur dipicu booming penimbunan barang akibat Brexit pada awal 2019. Aksi ini merupakan lanjutan dari pelemahan permintaan konsumen.

Alhasil, aktivitas manufaktur mencapai level terendah hampir 3 tahun, atau tepatnya 34 bulan terakhir. Di sisi lain, ketegangan perdagangan global membuat pesanan ekspor menurun ke level terendah sejak Oktober 2014. 

“Rendahnya pesanan baru dari pasar domestik dan luar negeri, akibat tingginya stok di pabrik dank lien membuat perusahaan manufaktur kesulitan mendapat kontrak baru,” papar ekonom HIS Markit Rob Dobson.

Ekonomi Inggris sebetulnya meningkat pada awal 2019 dibantu dengan peningkatan produksi dalam 20 tahun terakhir. Sejumlah perusahaan berlomba menimbun barang jelas batas waktu Brexit yang jatuh pada 29 Maret 2019.

Namun demikian, perkembangan diskusi antara Inggris dan Uni Eropa membuat Brexit ditunda hingga 31 Oktober 2019. Kegiatan penimbunan pun seketika menguap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Tegar Arief
Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper