Bisnis.com, JAKARTA -- Bencana alam yang menimpa Lombok, Palu, dan Donggala pada tahun lalu memang tak lagi ramai diperbincangkan.
Namun, penanganan paskabencana masih terus dilakukan untuk pemulihan kondisi para korban, terutama dari segi infrastruktur.
Banyak kalangan yang hingga saat ini terlibat dalam pemulihan paskabencana di daerah-daerah tersebut, salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk.
Perusahaan fast moving customer goods tersebut menitikberatkan dua pilar dalam berkontribusi terhadap para korban, yakni aspek kesehatan dan pendidikan.
"Kami menyasar dua pilar, yakni kesehatan dan pendidikan. Keduanya diharapkan berjalan secara sustainable," tutur Sinta Kaniawati, Head of Sustainable Business and Unilever Indonesia Foundation dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Dia menjelaskan, dalam mewujudkan kontribusi tersebut, Unilever bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) selaku mitra untuk membangun sejumlah infrastruktur, meliputi sekolah, rumah sehat, dan mobil sehat di wilayah-wilayah tersebut.
Sinta melanjutkan, untuk mewujudkan kontribusi tersebut, Unilever mengajak masyarakat Indonesia, terkhusus para konsumen Unilever untuk bisa berbagi melalui program Ramadhan Berbagi: Beli Kebutuhanmu, Beri Kebaikanmu.
Program tersebut menyasar konsumen bahwa setiap pembelian produk Unilever secara otomatis masyarakat membantu dan berkontribusi.
"Program tersebut bermaksud menjawab kebutuhan krusial untuk menunjang keseharian masyarakat di Lombok, Palu, serta Donggala terutama pada pilar pendidikan dan kesehatan," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pendistribusian BAZNAS Ahmad Fikri mengungkapkan, fasilitas kesehatan dan pendidikan sangat dibutuhkan di ketiga wilayah tersebut.
"Dukungan yang kami salurkan nantinya sebanyak tiga rumah sehat dan tiga mobil sehat di tiga titik di wilayah Lombok, Palu, dan Donggala. Selain itu, kami juga membangun satu unit sekolah di daerah Donggala," tuturnya.
Dia berharap, pendirian beberapa infrastruktur tersebut bisa lebih memudahkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
Adapun fasilitas sekolah memadai akan memungkinkan generasi muda di Donggala untuk bisa kembali mengenyam pendidikan yang layak.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana alam yang terjadi di Lombok, Palu, dan Donggala telah menyebabkan banyak kerugian. Di Lombok ditemukan 371.966 rumah rusak dan 431.416 masyarakatnya harus hidup mengungsi.
Adapun, data dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, di wilayah Palu dan Donggala terdapat 64.317 rumah mengalami kerusakan bahkan hilang dan 77.084 jiwa harus mengungsi.
Pemerintah Sulteng pun menyatakan bahwa rangkaiab bencana tsunami, gempa, dan likuifaksi di wilayahnya telah menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp20 triliun.