Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Budaya Kerja 12 Jam Sehari, Jack Ma Panen Kritikan

Salah satu hartawan terkaya China, Jack Ma, memperoleh rangkaian kritik dari publik atas pernyataan dukungannya terhadap budaya kerja lembur yang kontoversial
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu hartawan terkaya China, Jack Ma, memperoleh rangkaian kritik dari publik atas pernyataan dukungannya terhadap budaya kerja lembur yang kontoversial. Ia mengatakan karyawan yang bekerja melebihi batas waktu akan memperoleh imbalan atas kerja keras yang diberikan.

Pendiri raksasa e-commerce Alibaba itu menjadi topik hangat di media sosial China beberapa hari terakhir menyusul nada dukungan atas praktik kerja di China yang dikenal dengan sebutan "996". Angka tersebut mengacu pada jam kerja yang dimulai pada pukul 09.00 pagi dan berakhir pada 21.00 malam dalam enam hari kerja. Praktik ini lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan teknologi besar di China.

"Jika kita menemukan hal yang kita sukai, 996 bukanlah suatu masalah," kata Ma dalam sebuah unggahan di akun media sosial Weibo pada Minggu (14/4/2019). "Jika Anda tidak menyukai [pekerjaan Anda], setiap menit adalah siksaan," tambahnya.

Komentar Ma sontak direspons dengan kritik oleh pengguna media sosial di China.

"Apakah Anda pernah berpikir tentang orang tua di rumah yang membutuhkan perawatan? Atau anak-anak yang harus mendapat pendampingan?" tulis seorang pengguna Weibo dengan akun bernama stupidcan123.

"Jika semua perusahaan memberlakukan 996, tidak akan ada orang yang punya anak karena kekurangan waktu," tambah akun tersebut.

Tanpa merujuk langsung ke pernyataan Jack Ma, media milik pemerintah China juga menyatakan kecaman pada perusahaan yang membuat karyawannya bekerja berjam-jam di kantor.

"Mendorong kerja keras dan komitmen tidak berarti memaksa karyawan bekerja lembur," tulis surat kabar People's Daily sebagaimana dikutip CNN Selasa (16/4/2019). "Implementasi budaya kerja 996 tidak hanya mencerminkan kesombongan manajer bisnis, tetapi juga tidak adil dan tidak praktis."

Menanggapi kritik yang mengalir, Ma mengatakan bahwa ia tidak bermaksud mempertahankan praktik kerja tersebut. Ma mengaku hanya ingin mengapresiasi karyawan yang melakukannya.

"996 yang sebenarnya bukan hanya kerja lembur," katanya seraya menambahkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih gaya hidup mereka sendiri. Ia mengatakan karyawan yang bekerja dengan jam kerja lebih pendek "tidak akan merasakan kebahagiaan dan imbalan dari kerja keras."

Jack Ma bisa disebut sebagai pengusaha paling terkenal di China. Taipan teknologi itu lahir dari keluarga kurang mampu dan tak berhasil secara akademis. Ia bahkan merintis Alibaba dari uang yang terkumpul dari teman-temannya.

Keterlibatan lelaki berusia 54 tahun itu dalam perdebatan praktik jam kerja panjang China dimulai pertama kali pada Kamis (11/4/2019) ketika pernyataan tentang 996 yang dialamatkan kepada karyawan Alibaba diunggah melalui akun Weibo milik perusahaan. Saat itu ia mengaku tidak menyesal bekerja selama 12 jam dalam sehari.

"Saya pribadi berpikir bahwa 996 adalah berkah yang sangat besar," katanya. "Bagaimana Anda mencapai kesuksesan yang Anda inginkan tanpa memberi usaha dan waktu yang ekstra?"

Ma menambahkan bahwa setiap calon karyawan Alibaba, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, harus siap bekerja 12 jam sehari jika mereka ingin sukses.

"Mengapa repot-repot bergabung? Kami tidak kekurangan mereka yang nyaman bekerja selama delapan jam," kata Ma.

Praktik jam kerja panjang disebut-sebut sebagai suatu hal yang lumrah di industri teknologi China. Richard Liu, pendiri JD.com yang merupakan pesaing Alibaba, dikabarkan kerap mengkritik karyawan yang tidak bekerja keras dan melabelinya sebagai "pemalas".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : CNN
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper