Bisnis.com, JAKARTA – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengunjungi Bahrain, sekutu utama Arab Saudi dan penerima dana talangan negara teluk senilai US$10 miliar, pada Rabu (3/4/2019) untuk membahas hubungan bilateral dan perkembangan kawasan.
Kunjungan singkat yang berlangsung beberapa jam tersebut terjadi satu hari setelah Bahrain meresmikan perjanjian dengan Kuwait yang dibuat pada tahun lalu. Perjanjian tersebut merupakan bantuan keuangan untuk Bahrain sebagai bagian dari paket bantuan Kuwait terhadap negara teluk lainnya.
Dalam kunjungan tersebut, Raja Salman menemui Raja Hamad bin Isa Al Khalifa di Bahrain, serta putra mahkota dan perdana menteri negara itu.
Dilansir dari Reuters, Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab bersama-sama menjanjikan bantuan biaya US$10 miliar kepada Bahrain untuk menyelamatkannya dari potensi krisis utang. Hal tersebut disampaikan pada Oktober 2018.
Pemerintah Bahrain memperkirakan akan menerima bantuan hingga US$2 miliar pada akhir 2018 sebagai bagian dari paket yang akan dicairkan selama lima tahun.
Kementerian Keuangan Bahrain menjelaskan pihaknya telah menerima pembayaran pada 2018 dan rincian lebih lanjut dari paket pinjaman tersebut akan dirilis tahun ini.
Kondisi perekonomian Bahrain telah terpukul oleh penurunan harga minyak pada 2014. Negara tersebut telah berjuang untuk memotong pengeluaran pemerintah sambil menghindari gejolak amarah publik atas langkah-langkah penghematan tersebut.