Bisnis.com, JAKARTA—Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membantah bahwa ratusan ribuan amplop yang disita oleh KPK dalam kasus dugaan suap politisi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso bertujuan untuk pemenangan paslon Jokowi-Maruf di Jawa Tengah.
"Saya kira tidak. Tidak ada hubungannya sama sekali karena dia bukan TKN," kata Ace kepada wartawan, Jumat (29/3/2019).
Dia bahkan merasa kaget kader partai pendukung capres petahana itu telah menyiapkan uang untuk kepentingan maju kembali sebagai Anggota DPR periode 2019-2024.
Menurutnya, kalau benar uang itu digunakan untuk serangan fajar, atau istilah suap bagi pemilih beberapa jam menjelang pemilu, maka cara itu tak perlu dilakukan. Pasalnya, suara Golkar di Jawa Tengah cukup besar.
“Karena itu kami sangat kaget ketika Pak Bowo melakukan dugaan rencana untuk melakukan money politic," katanya.
Partai Golkar, kata Wakil Komisi VIII DPR itu, tidak pernah memberikan instruksi kepada semua kader yang nyaleg untuk melakukan serangan fajar di daerah pemilihannya.
"Itu sebetulnya baru dugaan dari KPK bahwa uang tersebut akan dipergunakan untuk kepentingan serangan fajar. Karena itu kita serahkan saja kepada KPK untuk dibawa dalam konteks ranah peradilan," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan kardus-kardus berisi uang milik Bowo di sebuah perusahaan, yakni PT Inersia yang berlokasi di Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Uang itu dikemas dalam 84 kardus berisikan uang dugaan suap senilai Rp8 miliar. Uang dalam bentuk pecahan Rp50 ribu dan Rp20 ribu tersebut disebar dalam 400 ribu amplop putih.