Bisnis.com, JAKARTA - Dalam sebuah pernyataan mendadak tadi malam waktu setempat, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa merupakan 'penyesalan yang besar' jika negaranya tidak meninggalkan Uni Eropa (Brexit) tepat waktu pada 29 Maret mendatang.
May juga menyerang anggota parlemen karena gagal membuat kemajuan soal kesepakatan terkait Brexit. Menurutnya, sudah saatnya para politisi mengambil keputusan penting tersebut.
Konferensi Tingkat Tinggi para pemimpin Eropa KTT di Brussel besok, ujarnya, akan menjadi catatan bersejarah dalam politik Inggris. Menurutnya, Brexit akan langsung menentukan masa depan Inggris.
“Jika tidak ada kesepakatan yang disepakati dengan Uni Eropa sebelum Jumat maka hukum mengatakan Inggris akan pergi tanpa kesepakatan,” ujarnya sebagaimana dikutip Dailymail.co.uk, Kamis (21/3/2019).
Dia mengatakan Inggris akan merasakan dampaknya selama bertahun-tahun kalau tidak ada kesepakatan.
Sebelumnya, May mengkonfirmasi telah meminta UE untuk perpanjangan masa Brexit hingga 30 Juni. Karena itu dia meminta anggota parlemen untuk mendukung kesepakatannya sebelum para pemilih kehilangan kepercayaan di Parlemen.
Jika kesepakatan May gagal, Uni Eropa tidak mengesampingkan menawarkan penundaan yang lebih lama. Hanya saja hal itu mempunyai prasyarat seperti referendum kedua, atau negara-negara tersebut bisa saja memilih untuk membiarkan Inggris keluar dari kelompk Uni Eropa.
Dalam sebuah seruan langsung kepada rakyat Inggris May menyatakan masyarakat sudah bosan dengan pertikaian, permainan politik dan prosedur terkait Brexit.
“Anda tentu bosan bosan dengan anggota parlemen yang membicarakan hal lain selain Brexit ketika Anda memiliki keprihatinan nyata tentang sekolah anak-anak kita, layanan kesehatan nasional kami, dan kejahatan bersenjata,” ujarnya.