Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Keamanan Produk Pesawat, Wapres Jusuf Kalla Ingatkan Boeing

Wakil Presiden Jusuf Kalla ingatkan pabrikan pesawat terbang Boeing untuk memerhatikan aspek keselamatan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri)/Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan pabrikan pesawat terbang Boeing untuk membuktikan keamanan pesawat yang diproduksi karena industri pesawat sangat peka dan sensitif soal keamanan.

Hal itu disampaikan Wapres Kalla saat menanggapi kasus kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 milik maskapai penerbangan Ethiopian Airlines.

Kejadian nahas maskapai penerbangan itu hampir sama yang dialami oleh maskapai penerbangan Lion Air dengan jenis pesawat yang sama saat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Menurut Jusuf Kalla  tindakan Pemerintah Indonesia untuk melarang terbang sementara Boeing 737 Max 8 guna memastikan tingkat keamanan pesawat.

Pemerintah tidak ingin peristiwa nahas jatuhnya Boeing 737 Max 8 dalam waktu berdekatan belakangan ini tidak terjadi lagi terutama yang digunakan oleh maskapai nasional.

“[Pelarangan terbang Boeing 737 Max 8] Pasti mengganggu sedikit [pelayanan penerbangan]. Kalau 10 Lion [Air] di grounded, pasti mengganggu penerbangan kan. Di dunia juga gitu, saham Boeing langsung turun, saham pesawat [yang jatuh] itu juga turun. Pasti mengganggu,” kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Selasa (12/3/2019).

Wapres menyebutkan tindakan pelarangan terbang merupakan bentuk kehati-hatian. “Kalau terjadi apa-apa, habiskan,” katanya.

Pengetatan terhadap pesawat produk Boeing, yaitu Boeing 737-8 Max kembali diingatkan usai musibah kecelakaan yang dialami oleh Ethiopian Airlines tujuan Nirobi pada Minggu (10/3/2019).

Pesawat tersebut hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa dan dilaporkan menewaskan semua 157 penumpang.

Sebelumnya, pesawat jenis serupa yang dioperasikan oleh Lion Air juga jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang. Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan tersebut sedang dalam investigasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper