Bisnis.com, JAKARTA — Chevron diharapkan memanfaatkan keahliannya dalam menemukan lapangan minyak baru sehingga bisa meningkatkan produksi minyak Tanah Air. Apalagi Chevron dan Pemerintah Indonesia memiliki sejarah kerja sama yang panjang, sekitar 94 tahun.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah menerima delegasi Chevron Corporation yang menaungi kawasan Asia Pacific di Kantor Wakil Presiden.
Jusuf Kalla menyebutkan saat ini masih terdapat selisih antara produksi gas nasional dengan konsumsi minyak dan gas. Saat produksi cenderung menurun konsumsi justru terus meningkat.
"Semoga suatu hari nanti kita bisa merayakan 100 tahun berjalannya kerja sama antara kedua belah pihak. Keahlian yang dimiliki oleh personel Chevron memang diperlukan dan sangat bermanfaat bagi Indonesia,” kata Jusuf Kalla melalui keterang tertulis, Rabu (20/2/2019).
Dalam audiensinya, Chevron dipimpin oleh Steve Green selaku Presiden Chevron Asia Pacific Exploration and Production. Dia menyebutkan Chevron berkomitmen berbisnis di Indonesia.
Stave melaporkan saat ini telah ditandatangani perjanjian kerja sama antara PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dengan PT Pertamina (Persero) untuk penjualan minyak mentah pada 19 Desember 2018. Setelah perjanjian itu juga telah dilakukan lifting pertama minyak mentah tersebut pada 15 Januari 2019.
Baca Juga
"Kami berharap perjanjian bisnis ini dapat membantu Indonesia dalam mengurangi impor minyak mentah dan mengatasi tantangan neraca perdagangan negara,” ucap Steve.
Stave juga menegaskan Chevron tetap tertarik untuk melakukan kegiatan eksplorasi terkait industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Pihaknya akan melakukan kerja sama dengan universitas lokal yang ditunjuk ESDM di area eksplorasi baru.
Stave juga menyebutkan pihaknya juga telah memberikan revisi rencana kerja program remediasi Tanah Terkontaminasi Minyak (TTM) kepada ESDM dan SKK Migas untuk mempercepat terselesaikannya program ini sebelum nantinya Chevron menyerahkan kepengurusan ke operator berikutnya.
Dalam pertemuan itu, Stave juga menyampaikan dirinya akan berakhir masa kepemimpinannya di Chevron Asia Pacific pada akhir Februari 2019. Selanjutnya posisi yang kosong akan diisi oleh Nigel Hearne.