Bisnis.com, JAKARTA -- Pengolahan sampah yang buruk dituding menjadi sumber masalah lingkungan hidup di Indonesia.
Tudingan itu dilayangkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono. Menurutnya, jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan baik, maka apapun kebijakan pemerintah tak akan bisa mengurangi masalah terkait limbah.
“Semua plastik ramah lingkungan kok. Siapa bilang plastik enggak ramah lingkungan? Menjadi enggak ramah lingkungan karena dibuang sembarangan. Yang jadi masalah kan pembuangan sampah ini, bukan barangnya yang jadi masalah. Makanya kita harus hidupkan recycling ini, jadi sampah di-reduce dan reuse,” ujar Fajar kepada Bisnis, Senin (11/2/2019).
Pernyataan itu disampaikannya menanggapi rencana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membuat Peraturan Menteri (Permen) tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah untuk Produsen. Beleid itu rencananya dikeluarkan tahun ini setelah pembahasannya dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Permen KLHK itu ditujukan untuk pengusaha bidang manufaktur, ritel (supermarket, pasar), dan penyedia jasa makanan (restoran, kafe). Salah satu ketentuan dalam Permen itu adalah pengusaha wajib mengumpulkan dan mengolah kembali sampah plastik yang dihasilkan.
Fajar menganggap masalah terkait sampah plastik bukan terletak pada barangnya dan pembatasan bahkan pelarangan plastik tak akan berdampak apapun jika sampah di Indonesia tidak dikelola dengan baik. Dia mengungkapkan Inaplas telah memiliki konsep pengolahan sampah bernama Masaro alias manajemen sampah zero.
Konsep Masaro dinilai harus diterapkan jika pemerintah serius ingin mengatasi persoalan sampah.
Dengan prinsip Masaro, sampah diolah kembali menjadi produk yang bernilai tambah sehingga menguntungkan secara finansial. Pengelolaannya juga bisa dilakukan di tingkat desa atau kecamatan.
“Di manajemen sampah zero itu, semua sampah kami daur ulang menjadi barang lain yang masih ada nilainya,” terangnya.