Bisnis.com, JAKARTA — Meski meningkat tipis, angka kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo masih memperlihatkan pertumbuhan.
Peneliti Populi Center Dimas Ramadhan mengatakan bahwa kepuasan pada Januari lalu naik menjadi 68,1% dari 66,4% dibandingkan bulan sebelumnya.
“Sementara yang menjawab tidak puas pada bulan Januari sebesar 27,7%, turun sedikit dibanding bulan sebelumnya 29,7%,” katanya di Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Dimas menjelaskan bahwa publik merasa kebijakan ekonomi yang dirasa oleh seluruh bangsa Indonesia sebesar 36%, rakyat miskin 14,1%, pengusaha besar 13,9%, pihak asing 7,7%, pejabat 7,7%, pengusaha kecil 3,6%, lainnya 0,5% dan tidak jawab 16,4%.
Akan tetapi masyarakat masih merasa ketimpangan ekonomi tidak ada perubahan. Dibandingkan Oktober 2017, tingkat perbaikan turun dari 50,9% jadi 50,2%. Sementara publik yang merasa ketimpangan makin buruk dari 31,7% menjadi 31,7%.
Di sisi lain, keterpilihan Joko Widodo-Ma'ruf Amin terpaut jauh setelah publik menyaksikan debat perdana capres-cawapres pada 17 Januari lalu.
“Saat kami tanyakan siapa yang akan mereka pilih untuk menjadi presiden dan wakil presiden, publik memilih Jokowi-Ma'ruf 62,5% dan Prabowo-Sandi 36,4%. Yang tidak akan memilih 1,1%,” ucap Dimas.
Dalam survei tersebut secara keseluruhan elektabilitas masing-masing calon tidak ada perubahan signifikan sejak Agustus 2018. Keterpilihan antara keduanya yakni 54,1% untuk Jokowi-Ma'ruf berbanding Prabowo-Sandi sebesar 31% dan yang belum menentukan pilihan sebesar 14,9%.
Populi melakukan wawancara tatap muka di seluruh 34 provinsi pada 20-27 Januari 2019. Responden dipilih secara acak bertingkat sebanyak 1.486 orang dengan tingkat kesalahan 2,53%.