Bisnis.com, JAKARTA -- Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan mengaku belum mendapatkan pemberitahuan mengenai dilangsungkannya pemberkatan pernikahan terdakwa kasus narkoba Richard Muljadi.
"Dia [Richard Muljadi] itu statusnya direhabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO)," kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan (Jaksel) Supardi seperti dilansir Tempo, Minggu (3/2/2019).
Dia menerangkan lantaran Richard direhabilitasi di rumah sakit, maka jika akan keluar dari rumah sakit di luar kepentingan medis atas sakitnya mestinya memberi tahu Pengadilan Negeri (PN) Jaksel. Adapun kejaksaan hanya melaksanakan penetapan pengadilan atau hakim.
Pihak Kejari, lanjut Supardi, sampai saat ini tidak pernah menerima surat pemberitahuan atau apapun dari PN Jaksel terkait keluarnya Richard dari RSKO. Menurutnya, jika ada pemberitahuan Richard keluar dari rumah sakit ke Kejari, tentunya pihaknya akan menginformasikan ke pengadilan.
"Sehat atau belum sehat, karena masih sidang [kalau keluar dari RSKO] harusnya sepengetahuan majelis. Putus saja belum [vonis]," ucap Supardi.
Juru bicara PN Jaksel Achmad Guntur mengungkapkan sejauh ini pihaknya masih mencari tahu status Richard.
"Saya belum punya data, apakah dia status ditahan atau tidak. Saya hubungi hakimnya belum bisa ini, libur. Senin saya jelaskan setelah saya pegang datanya," ujarnya.
Gambar tangkapan layar foto pernikahan Richard Mulyadi dan Shalvynne Chang beredar di media sosial pada Jumat (1/2). Keduanya terlihat berfoto di depan altar.
Dalam foto itu, Richard yang masih berstatus tahanan kasus kepemilikan narkotika jenis kokain tampak berpakaian pengantin. Dia mengenakan jas warna hitam dengan setelah kemeja putih dan dasi biru tua, sedangkan Shalvynne Chang mengenakan gaun pengantin bernuansa abu-abu.
Pengacara Richard Baso Fakhrudin mengaku pihaknya memang tidak meminta izin ke Kejari dan PN Jaksel untuk membawa keluar kliennya dari RSKO. Alasannya, Richard telah mendapatkan business pass dari rumah sakit untuk melangsungkan pemberkatan pernikahan di Gereja Katedral, Jumat (1/2).
Dia menuturkan kliennya dapat keluar selama 12 jam dari RSKO.
"Itu merupakan hak asasinya untuk mendapatkan doa sebelum acara pernikahannya," tutur Baso.
