Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla: Sedimentasi di Hulu Penyebab Banjir dan Tanah Longsor di Sulsel

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) melakukan peninjauan banjir dan tanah longsor di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (27/1/2018). Dari hasil peninjauan diketahui sedimentasi jadi penyebab banjir dan tanah longsor di Sulsel.
Tim relawan mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Perumahan Bung Permai, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019). Ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai satu meter akibat meluapnya Sungai Tello./Antara
Tim relawan mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Perumahan Bung Permai, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019). Ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai satu meter akibat meluapnya Sungai Tello./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) melakukan peninjauan banjir dan tanah longsor di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (27/1/2018). Dari hasil peninjauan diketahui sedimentasi jadi penyebab banjir dan tanah longsor di Sulsel.

Setibanya di Makassar, Wapres JK dan rombongan langsung meninjau Waduk Bili-Bili yang  kurang lebih 30 km sebelah Timur Kota Makassar.

JK mendengar paparan dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi terkait data umum pembangunan Bendungan Bili-Bili.

Pengusaha yang lahir di Kabupaten Bone ini menilai bahwa ada kerusakan di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, yang merupakan hulu dari bendungan yang di bangun tahun 1991 hingga 1999.

"Dari pandangan mata saja air sudah cokelat, berarti di hulunya sudah rusak akibat sedimentasi," ujarnya dalam siaran pers, Senin (28/1/2019).

Peninjauan kemudian dilanjutkan ke Jembatan Bisolo di Je'nelata, Desa Manuju, Kecamatan Parang Loe yang terputus. Usai kunjungan lapangan, JK langsung memimpin rapat koordinasi Penaggulangan Banjir dan tanah longsor di Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Jl. Urip Sumoharjo No.269, Makassar.

Hadir dalam rapat di antaranya Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana  Doni Monardo, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Soeharso Monoarfa, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto.

Mengawali rapat, Wapres JK mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah banjir dan tanah longsor yang menimpa Provinsi Sulawesi Selatan.

Dia juga melihat secara langsung dampak dari bencana banjir dan tanah longsor serta implementasi program dalam membantu korban yang selamat dan meninggal agar segera di tangani dengan baik.

"Saya ingin melihat apa yang terjadi. Setelah melihat kondisi lapangan, program yang harus segera dilakukan adalah membantu korban yang meninggal. Semua fasilitas umum seperti jembatan akan segera diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Pak Gubernur," ungkap JK.

JK juga menginstruksikan agar lahan konservasi hutan yang kini berubah menjadi lahan perkebunan untuk dapat dikembalikan lagi fungsinya.

JK menuturkan perbaikan tersebut membutuhkan waktu lama. 

"Perbaikan itu kira-kira memakan waktu sekitar 3 tahun. Karena itu, lanjutnya penanaman bibit harus di lakukan mulai dari sekarang," ucap Jusuf Kalla.

Dalam rapat yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo mengusulkan agar dibentuk tim bersama untuk menghitung kerusakan rumah masyarakat dengan katagori rusak ringan, sedang dan berat sehingga dapat dijadikan panduan untuk membantu masyarakat.

"Kami akan melakukan penanganan Bawakaraeng revitalisasi DAS [daerah aliran sungai] agar bisa alih fungsi," jelasnya.

Merujuk pada data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu (27/1/2018) kemarin, korban meninggal dunia tercatat mencapai 68 orang. 7 orang hilang, 47 orang luka-luka dan 6.757 orang mengungsi.

Banjir juga telah menyebabkan 188 desa terdampak di 71 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota se-Sulsel. Tak hanya korban jiwa bencana juga mengakibatkan infrastruktur, hingga lahan persawahan rusak.

Daerah yang paling parah mengalami dampak banjir dan longsor adalah Kabupaten Gowa, Jeneponto dan Kota Makassar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper