Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai kebijakannya melarang atlet Israel berpartisipasi di setiap acara yang dihelat Malaysia bukanlah suatu masalah.
Mahathir menganggap kebijakan tersebut sama seperti kebijakan Presiden Amerika Donald Trump yang melarang migran ilegal dengan membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko.
"Setiap negara punya hak untuk menerima atau menolak masuk siapa saja. Kalian bisa lihat sekarang Amerika sedang membangun tembok yang sangat tinggi untuk mencegah orang Meksiko masuk ke Amerika," kata Mahathir dalam sebuah konferensi pers di Wina, Austria, Selasa (22/1/2019).
"Kami [AS-Malaysia] punya gagasan yang sama, orang-orang yang tak kami inginkan akan kami cegah masuk ke negara kami," sambung Mahathir.
Mahathir mengeluarkan pernyataan tersebut sebagai pembelaan atas kebijakan pemerintahannya yang baru-baru ini melarang partisipasi atlet Israel dalam ajang World Para Swimming 2019.
Sikap tersebut berkaitan dengan kebijakan luar negeri Malaysia yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak okupasi Israel di sana.
Melansir Channel News Asia, Pemerintah Israel pekan lalu menyebut keputusan Malaysia melarang atletnya berpartisipasi adalah sikap yang "anti-semitisme". Israel bahkan mendesak Komite Paralimpik Internasional (IPC) untuk melarang kebijakan itu dan mengubah lokasi acara.
Tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Mahathir. "Adalah hak saya untuk memberi tahu mereka bahwa mereka telah melakukan banyak kesalahan. Mengapa kami tak boleh mengatakan apapun untuk melawan Israel atau umat Yahudi?" sanggahnya pekan lalu.
Dalam konferensi Selasa kemarin, Mahathir juga melabeli Israel sebagai "negara kriminal". Ia menyatakan jika atlet Israel ingin berkompetisi dalam suatu ajang, mereka bisa ke negara serupa.
Mahathir mengatakan atlet Israel berasal dari negara yang suka membangun permukiman di wilayah negara lain dan mengabaikan bangsa asli dari sana.
"Mereka telah menyerang kapal kami yang mengangkut bantuan untuk warga Gaza. Banyak yang dilakukan Israel bertentangam dengan hukum internasional dan bertentangan dengan moralitas," katanya kepada wartawan.