Bisnis.com, JAKARTA—Mundurnya Edy Rahmayadi dari Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) seolah mengaburkan fakta bahwa Edy Rahmayadi sebenarnya memiliki karir Cemerlang di Militer.
Edy Rahmayadi memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI dalam kongres tahunan yang digelar di kawasan Nusa Dua, Badung, Provinsi Bali, Minggu (20/1/2019).
Edy Rahmayadi menganggap dirinya gagal menjalankan organisasi dan berharap seluruh elemen PSSI tetap akur.
Edy Rahmayadi menyandang pangkat terakhir Letnan Jenedral atau bintang tiga dengan jabatan Panglima Kostrad pada 2015.
Saat itu, Edy Rahmayadi adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) angkatan 1985 yang pertama menyandang pangkat bintang tiga.
Kalau saja tidak maju di Pilgub Medan dan memilih pensiun dini Militer, bisa jadi karir Letjen Edy Rahmayadi akan menanjak untuk menyandang bintang empat untuk memegang jabatan KASAD.
Publik kian mengenal Letjen Edy Rahmayadi ketika dua kali menjadi komandan upacara HUT TNI. Panglima TNI Gatot Nurmantyo menujuk Letjen Edy Rahmayadi sebagai Komandan Upacara pada HUT TNI ke-70 tahun 2015. B, begitu pula dengan penunjukan Letjen Edy Rahmayadi sebagai Komandan Upacara HUT TNI ke-72 tahun 2017.
Kebetulan lokasi upacaranya sama, yaitu di di Dermaga Indah Kiat, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Karir Letjen Edy Rahmayadi pun diramalkan banyak pihak bakal cemerlang.
Tapi mungkin Edy Rahmayadi menyadari iklim politik tidak kondusif bagi dirinya, karena masih ada beberapa jenderal yang lebih dekat dengan kroni Jowo Widodo.
Secara perlahan Edy Rahmayadi mulai mendekati jabatan publik. Yang pertama adalah penunjukkan dirinya sebagai Ketua PSSI periode 2016—2020.
Letjen Edy Rahmayadi kemudian mengincar kursi Gubernur Sumatra Utara. Untuk tujuan itu, secara sportif Edy Rahmayadi memilih mengundurkan diri dari karir militer dan resmi berhenti 4 Januari 2018 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Dengan kata lain, capaian bintang tiga bagi Edy Rahmayadi menunjukkan bahwa karirnya di militer sangat sukses.
Sayang, saat menjadi orang nomor satu di PSSI, Edy Rahmayadi banyak mendapat desakan dari publik untuk lengser.
Alasanya selain karena performa timnas kurang berkibar, juga karena rangkap jabatan dengan posisinya saat ini sebagai Gubernur Sumatra Utara, sehingga harus memimpin dua organisasi dengan dua lokasi yang terpisah, yaitu Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dengan kantor di Medan dan Ketua PSSI dengan kantor di Jakarta.
Berikut riwayat jabatan Edy Rahmayadi, seperti yang didata oleh Wikipedia.com
Letnan Dua—Kapten
Danton di jajaran Kopassus (1985)
Danton Kostrad (1985)
Danton Yonif 321/Galuh Taruna Kostrad (1985)
Danton Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1986)
Danton Yonif 2/A 323/Buaya Putih Kostrad (1987)
Danton I/B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1988)
Dankipan B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1989)
Dankipan A Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1993)
Mayor
Kasi Ops dan Org Bagsis (1995)
Ps. Pbdy Lat Kodam I/Bukit Barisan (1998)
Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia, Kodam I/Bukit Barisan (1998)
Kasi Ops Rem 031/WIrabraja, Kodam I/Bukit Barisan (2001)
Kasi Ops Rem 011/Lilawangsa, Kodam Iskandar Muda (2001)
Letnan Kolonel
Komandan Kodim 0316/Batam, Kodam I/Bukit Barisan (2002)
Kepala Staf Korem 031/Wirabraja, Kodam I/Bukit Barisan (2004)
Pabandya-3/Banglarsat, Paban III/Binorg, Sopsad (2006)
Dosen Gol. IV Seskoad (2007)
Patun Seskoad (2007)
Kolonel
Asops Kasdam Iskandar Muda (2008)
Komandan Resimen Taruna Akademi Militer (2010)
Pamen Denma Mabesad (2011)
Brigadir Jenderal
Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Kodam XVII/Cendrawasih (2012)
Dir Pemantapan Semangat Bela Negara, Deputi Bidang Pemantapan Nilai Kebangsaan, LEMHANAS RI (2013)
Mayor Jenderal
Panglima Divisi Infanteri I Kostrad (2014)
Panglima Kodam I/Bukit Barisan (2015)[7].
Letnan Jenderal
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2015-2018)