Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Inggris Desak Parlemen Akhiri Perdebatan Brexit

Para pengusaha Inggris, khususnya yang bergerak di sektor manufaktur, kini tengah mendesak Parlemen Inggris untuk mengakhiri perdebatan dengan harapan pemisahaan diri Inggris dari Uni Eropa disepakati secara teratur (Soft Brexit).
Brexit./Bloomberg
Brexit./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Para pengusaha Inggris, khususnya yang bergerak di sektor manufaktur, kini tengah mendesak Parlemen Inggris untuk mengakhiri perdebatan dengan harapan pemisahaan diri Inggris dari Uni Eropa disepakati secara teratur (Soft Brexit).
 
Pasalnya, ketidakpastian kebijakan politik tersebut telah memberikan dampak negatif kepada kegiatan produksi dan merugikan bisnis.
 
Produsen mobil mewah Rolls-Royce mengatakan pabriknya yang berada di bagian selatan Inggris berisiko lumpuh dengan potensi keterlambatan pengiriman komponen produksi di perbatasan jika parlemen memilih Hard Brexit.
 
"Ketidakpastian kebijakan Brexit sangat merugikan dan menambah beban perencanaan perusahaan kami hingga jutaan poundsterling," ujar CEO Airbus SE Tom Enders seperti dikutip Bloomberg pada Rabu (9/1).
 
Dengan sisa waktu 72 hari sampai Inggris melepas keanggotaan dari pasar tunggal (single market) Eropa, kebuntuan politik terus menghantui perusahaan yang bergantung pada aliran pengiriman barang tanpa gangguan dan stabilitas investasi.
 
Seperti perusahan otomotif lainya, Rolls-Royce beroperasi dengan sistem produksi yang selalu tepat waktu, mereka hanya menyimpan komponen suku cadang tidak lebih dari 24 jam, keterlambatan pengiriman dipastikan akan merusak ritme produksi.
 
"Permohonan saya kepada para pejabat di London adalah, apapun pendapat kalian mengenai Brexit, saya mohon, jangan terlalu lama berputar-putar pada isu ini. Pilih cara terbaik untuk keluar dari Uni Eropa secara teratur, setujui Brexit, dan tentukan kesepakatan dengan Brussel," ujar Enders dalam sebuah pertemuan di London yang turut dihadiri oleh Kanselir Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond.
 
Sementara itu, Rolls-Royce juga tengah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk dari hasil pemungutan suara di parlemen dengan mensosialisasikan prosedur impor baru kepada para pemasok. 
 
Proses ini terpaksa menghentikan operasional produksi mereka hingga pekan kedua di bulan April. Rolls-Royce juga melakukan investasi pada sistem teknologi informasi dan menyusun strategi pengiriman suku cadang secara terpisah agar tidak terhambat isu kepabeanan.
 
Perusahaan otomotif lainnya seperti Jaguar Land Rover telah memperingatkan bahwa No-Deal Brexit dapat mempengaruhi puluhan ribu pekerjaan di Inggris. 
 
Apapun kondisinya, Rolls-Royce tidak akan memindahkan pusat produksi yang saat ini berada di Goodwood, dekat pantai selatan Inggris. Menurut Mueller-Oetves, kredensial kegiatan produksi di Inggris merupakan daya tarik dan nilai jual produk Rolls-Royce.
 
Senada, Airbus SE juga menilai memindahkan lokasi produksi ke luar Inggris hanya akan mempersulit keadaan. 
 
Guna menghindari risiko no-deal Brexit, survei yang dilakukan oleh Kantar Public menunjukkan satu dari enam rakyat Inggris menyatakan mereka telah menimbun produk makanan dan obat-obatan. Jajak pendapat ini juga menemukan bahwa tingkat penjualan makanan tahan lama dan sayuran yang diawetkan mengalami lonjakan.
 
Sementara itu kondisi terkini di pasar melaporkan Nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dilaporkan stabil pada perdagangan Rabu pagi.
 
Berdasarkan data Reuters, pound sterling diperdagangkan lebih tinggi di level US$1,2864 setelah semalaman bergerak volatil antara level US$1,2670 dan US$1,2917.
 
Nilai tukar pound sterling sebelumnya telah terjungkal lebih dari 1% terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (15/1), tetapi mampu bangkit kembali usai pengambilan suara terkait kesepakatan Brexit digelar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper