Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan pada Minggu (6/1/2019) bahwa Inggris akan berada di ‘wilayah yang tak dikenal’ jika kesepakatan Brexit ditolak oleh parlemen akhir bulan ini, meskipun ada tanda bahwa ia telah menang atas para anggota parlemen yang skeptis.
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa secara efektif pada 29 Maret, namun sejauh ini ketidakmampuan May untuk mendapatkan kesepakatan yang disetujui parlemen telah membuat para pemimpin bisnis dan investor khawatir bahwa Inggris sedang menuju Brexit tanpa adanya kesepakatan.
May mengatakan pemungutan suara di parlemen akan dilakukan sekitar 15 Januari, seperti yang diharapkan. Pernyataan ini bertentangan dengan berita sebelumnya bahwa akan kembali menundanya.
Sebelumnya, May telah menunda pemungutan suara satu kali pada bulan Desember, saat besar kemungkinan dia akan kalah kecuali jaminan tambahan dari Uni Eropa disepakati.
"Kita akan berada di wilayah yang tak dikenal. Saya tidak berpikir siapa pun dapat mengatakan dengan tepat apa yang akan terjadi mengenai reaksi yang akan kita lihat di parlemen,” ungkap May mengatakan kepada BBC, seperti dikutip Reuters.
Di tengah ketidakpastian langkah-langkah selanjutnya dari Inggris, yang termasuk kemungkinan keluar tanpa kesepakatan hingga membatalkan Brexit, sebuah jajak pendapat menunjukkan lebih banyak orang Inggris ingin tetap menjadi anggota Uni Eropa daripada pergi, dan pemilih ingin membuat keputusan akhir sendiri.
Partai PM May belum mencapai keputusan bulat, dengan banyak anggota yang khawatir bahwa kebijakan asuransi yang dirancang untuk menghindari kemunculan kembali perbatasan keras antara Irlandia dan Irlandia Utara dapat membuat Inggris tunduk pada peraturan UE tanpa batas.
Partai Irlandia Utara yang mendukung pemerintah minoritas May meminta dia untuk berdiri teguh menuntut Uni Eropa mengubah ketentuan yang menghambat mengenai perbatasan Irlandia pasca-Brexit.
‘Pekerjaan Rumah’
Dengan debat parlemen mengenai kesepakatan yang akan dimulai pada 9 Januari, May mengatakan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan jaminan atas hambatan dari Uni Eropa. Dia juga berjanji parlemen akan memiliki suara lebih besar di sisa proses Brexit dan memperingatkan bahwa menolak kesepakatannya dapat mencegah keluarnya Inggris.
"Jangan biarkan pencarian yang sempurna menjadi penghambat, karena bahaya sebenarnya adalah kita berakhir tanpa Brexit sama sekali," kata May.
Dia tidak menjawab apakah dia akan melakukan upaya kedua untuk mendapatkan kesepakatan yang disahkan oleh parlemen jika ia kalah dalam pemungutan suara.