Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mulai membahas kemungkinan membuka lapangan kerja di Amerika Tengah dan Meksiko, untuk mencegah imigran gelap masuk ke Negeri Paman Sam.
Lopez Obrado membicarakan kemungkinan itu bersama Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon. Sementara itu, hingga kini Gedung Putih belum menanggapi hal tersebut.
Berdasarkan laporan Reuters, ribuan migran tinggal di tempat penampungan dan perkemahan padat di Tijuana setelah melakukan perjalanan dari Amerika Tengah. Mereka memilih keluar dari negara bagian itu untuk lepas dari kemiskinan dan kekerasan.
"Mereka mungkin harus menunggu beberapa minggu atau bulan untuk mengklaim suaka di perbatasan AS," tulis laporan yang dilansir Reuters, Kamis (13/12/2018).
Imigrasi ilegal terus menjadi tema utama yang disampaikan Trump. Dia berulang kali mengemukakan masalah itu dan mengerahkan sekitar 5.800 pasukan AS ke perbatasan.
Trump juga mengulangi janji kampanyenya untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Namun Meksiko menolak permintaan itu, terlebih mereka harus membayar proyek bernilai miliaran dolar tersebut.
Pendanaan untuk pembangunan dinding perbatasan telah menjadi titik yang mencekik dalam pengeluaran tagihan sebelum Kongres AS. Trump juga berselisih dengan Partai Demokrat atas masalah ini selama pertemuan Oval Office, Selasa lalu.
Lopez Obrador telah berjanji untuk mencegah migrasi melalui pembangunan ekonomi, dan ingin Amerika Serikat untuk berkontribusi pada rencana yang difokuskan pada Meksiko selatan dan Amerika Tengah yang lebih miskin.
Tidak lama setelah Lopez Obrador menjabat pada 1 Desember, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard untuk membahas masalah perbatasan itu.