Bisnis.com, YOGYAKARTA--Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta agar para mahasiswa tidak semuanya bercita-cita bekerja di pemerintahan atau menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Pasalnya, jumlah posisi yang tersedia sangat sedikit jika dibandingkan total pendaftar. Apalagi, saat ini pemerintah baru saja membuka penerimaan CPNS setelah terjadi moratorium selama 4 tahun.
"Minggu lalu, pemerintah rapat menentukan berapa pegawai baru yang akan diterima. Saya tanya ada berapa yang ikut? Ternyata 4,4 juta pendaftar, tetapi yang diterima hanya 125 ribu orang atau 3% saja," ujarnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Pembangunan Nasional Veteran di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (4/11/2018).
Dia menuturkan mahasiswa saat ini harus paham bahwa kemungkinan mewujudkan cita-cita sebagai PNS sangat kecil. Apalagi, pesaingnya mahasiswa yang baru saja lulus dan sudah jadi sarjana serta bekerja.
Hal yang sama juga terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). JK berkunjung ke kampus yang terletak di Jatinangor, Jawa Barat pada Jumat (2/11/3018). Saat itu, dia mendapatkan fakta bahwa total pelajar yang berminat daftar ke IPDN mencapai 40ribu orang.
"Dari total 40ribu pendaftar hanya 1.900 yang diterima. Ini kan enggak sampai 4%. Kenapa mau masuk IPDN, karena bisa langsung bekerja sebagai PNS," jelasnya.
Berkaca dari hal itu, dia meminta mahasiswa UPN Veteran serta mahasiswa pqda umumnya agar mencari jalan untuk berkarier selain di pemerintahan, misalnya jadi pekerja profesional atau pengusaha (entrepreneur).
Kaum pemuda generasi millenial harus memiliki semangat yang sama dengan pemuda 90 tahun lalu yang menggaungkan "Sumpah Pemuda" untuk bersumpah bertanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Meskipun, saat ini terjadi perubahan besar-besaran yakni yang dikenal dengan sebutan revolusi teknologi 4.0.
"Inti perubahan itu ilmu, teknologi, innovasi. Generasi millenial dapat menguasai teknologi dengan baik. Jangan pikir tak punya modal untuk kerja, sekarang yang penting kuasai ilmu. Saya yakin generasi Anda bisa bekerja dengan perubahan yang ada," ungkap JK.