Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/11/2018) siang.
Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong. Mereka bertemu sekitar 30 menit. Seusai pertemuan, Thomas mengatakan Peter Altmaier merupakan salah satu menteri yang paling kuat di kabinet yang dipimpin oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Thomas mengatakan Jerman adalah negara yang sangat kuat di bidang industri, otomotif dan mesin. "Tadi sempat bicara banyak soal revolusi industri 4.0. Menteri Altmaier mengakui Jerman sangat kuat di industrial Internet atau b2b (business to business), dari korporat ke korporat, tapi masih lemah di b2c, business to consumer," kata Thomas.
Sebaliknya, ungkap Thomas, Indonesia adalah negara yang kuat di business to customer seperti Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Thomas mengatakan Indonesia dan Jerman bisa saling melengkapi.
Di samping itu, Thomas mengingatkan kunjungan kenegaraan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ke Jerman pada 2015, di mana salah satu fokus utama hubungan Indonesia dengan Jerman adalah pendidikan vokasi.
"Jadi pelatihan vokasi, keterampilan-keterampilan praktis untuk pekerja-pekerja kita buat menguasai teknik mesin, permesinan, seperti mesin-mesin industri dan otomotif. Sekarang dengan industri 4.0 atau revolusi industri keempat juga mulai bicara robotik, otomatisasi," kata Thomas.
Baca Juga
Dalam pertemuan itu, menurut Thomas, Altmaier mengatakan hal yang paling utama dari semua teknologi industri keempat itu adalah artificial intelligence atau kecerdasan mesin. Menurut Thomas, Altmaier menyatakan bahwa artificial intelligence merupakan kreasi yang paling dahsyat sejak penemuan mesin uap pada 200 tahun yang lalu.
"Jadi ke depannya ini, di bidang industri, artificial intelligece akan seperti listrik nampaknya. Jadi semua mesin, semua produksi, akan dialiri kecerdasan mesin. Itu beberapa hal yang dibicarakan Bapak Presiden dan Minister Altmaier," jelas Thomas.