Bisnis.com, JAKARTA – Peran Indonesia sebagai tuan rumah Our Ocean Conference (OOC) 2018 menjadi ajang Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan dalam menangani isu-isu kelautan.
“Kita tahu bahwa kita punya kawasan laut yang cukup luas dan kita tahu juga presiden kita mempunyai visi poros maritim dunia, sehingga ketuanrumahan ini sebetulnya menegaskan visi dan leadership Indonesia untuk isu-isu kelautan,” ujar Direktur Direktorat Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri, Muhsin Syihab di Jakarta pada Kamis (25/10/2018).
Berdasarkan keterangan Muhsin, OOC akan menjadi ajang bagi negara-negara peserta untuk menyampaikan komitmen yang nyata, terukur, dan dapat dilaksanakan terkait isu kemaritiman.
Komitmen tersebut mencakup perlindungan kawasan laut, pengurangan sampah laut, dan peningkatan industri perikanan yang berkelanjutan.
Sebelum pelaksanaan acara utama OOC tanggal 29-30 Oktober, Indonesia dengan sejumlah negara yang pernah dan akan menjadi tuan rumah akan mengadakan pertemuan khusus untuk membahas prakarsa Indonesia untuk menciptakan mechanism review terhadap komitmen-komitmen yang telah dibuat.
“Sejauh ini sudah ada 600 lebih komitmen yang dibuat para stakeholders dan 160 di antaranya dianggap sudah tercapai,” jelas Muhsin.
Baca Juga
Pihak Indonesia berpandangan bahwa mechanism review yang pakem dengan parameter yang jelas perlu dibuat. Parameter tersebut jelas Muhsin, digunakan supaya keberhasilan mewujudkan komitmen bukan hanya klaim semata.
Adapun komitmen Indonesia yang telah terwujud berdasarkan penjelasan Muhsin di antaranya adalah konservasi wilayah perairan seluas 20 juta hektar sampai tahun 2020. Hingga akhir tahun ini, kementerian dan lembaga terkait mengklaim target tersebut.