Bisnis.com, JAKARTA – Museum Nasional atau Museum Gajah menggelar workshop batik setiap Minggu yang terbuka untuk umum.
Workshop batik disebut Pojok Membatik oleh Museum Nasional, dan kegiatan tersebut akan dibimbing oleh Muhammad Dahromi, seniman batik yang berasal dari Yogyakarta.
Muhammad Dahromi mengatakan, bahwa dia telah bekerja di Museum Nasional selama 36 tahun.
“Saya berasal dari Yogyakarta dan keluarga saya belajar seni batik sejak dulu, ilmunya diwariskan secara turun-temurun dan berawal dari kesukaan saya terhadap seni lukis. Ide membatik saya berasal dari realita sosial yang terjadi di masyarakat,” ujarnya kepada Bisnisdi Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Dahromi menambahkan, seniman batik harus mengetahui beragam jenis teknik yang digunakan, seperti printing atau cap, lukis, dan tulis, namun yang diutamakan seniman batik harus mengerti untuk menghasilkan batik dengan menggunakan teknik tulis,”tulis hasilnya lebih baik, meskipun memakan waktu yang lama, namun kualitas dan harga bernilai tinggi,” jelasnya di Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Kepala Seksi Kemitraan Museum Nasional, Safei mengatakan, workshop batik diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi pemerinah terhadap budaya Indonesia, “Acara diselenggarakan setiap minggu, pukul 10.00 hingga 15.00 WIB,” ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Workhop batik bertujuan agar pengunjung dapat belajar mengenai budaya Indonesia melalui pakarnya dan dapat mempraktekan secara langsung.
Dahromi juga menjelaskan, workshop ini bertujuan agar warga masyarakat terutama generasi milenial dapat membedakan beragam teknik batik, dan membedakan jenis batik yang memiliki hasil dan kualitas terbaik.
Dahromi mengatakan, saat ini batik sering digunakan oleh warga masyarakat, sehingga tidak memerlukan waktu khusus untuk memakainya. Oleh sebab itu dia mendorong agar warga masyarakat melestarikan budaya tersebut.