Bisnis.com, JAKARTA – Samsung menyerahkan donasi senilai total Rp9 miliar untuk membantu meringankan korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Donggala, Palu, dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Donasi yang diserahkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) pada Kamis (18/10/2018) meliputi bantuan Rp7,5 miliar kepada PMI dan bantuan Rp1,5 miliar membangun Posko Samsung Peduli untuk meringankan beban pengungsi korban gempa dan tsunami.
Donasi tersebut akan disalurkan terutama untuk Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi sebagai area yang paling besar terdampak.
Penggunaan dana tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai rekomendasi dari PMI dan dievaluasi secara berkala agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan para korban dan pengungsi.
“Samsung dan seluruh karyawan kami turut berduka atas bencana di Sulteng ini. Apalagi peristiwa ini hanya berselang 4 bulan dari gempa Lombok yang masih dalam proses pemulihan. Selain donasi yang kami berikan lewat PMI, kami juga akan mendirikan Posko Samsung Peduli seperti yang sudah kami lakukan di Bali dan Lombok," ujar Jae Hoon Kwon, President Samsung Electronics Indonesia, dalam pernyataan resmi Samsung yang diterima Bisnis pada Kamis (18/10/2018).
Dari pencatatan yang dilakukan oleh PMI sendiri, dilaporkan adanya 21.463 kepala keluarga atau 451.928 jiwa terdampak akibat bencana ini dan telah dilakukan beragam program layanan untuk mendukung kebutuhan para korban dan pengungsi.
Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum PMI Ginandjar Kartasasmita mengatakan donasi dari Samsung ini akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan para korban dan pengungsi di Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya.
"Bentuk layanan yang kami berikan adalah berupa layanan kesehatan, psikosial, dapur umum, distribusi air bersih, shelter, ambulans dan lain sebagainya,” kata Ginandjar.
Gempa di Sulteng yang terjadi pada 28 September lalu merupakan serangkaian gempa dengan guncangan terbesar, yaitu 7,4 Skala Richter dengan titik episentrum di Kota Palu.
Selain meluluhlantakkan bangunan dan jalan-jalan di seluruh kota, gempa ini juga menyebabkan tsunami yang menggulung sejumlah area di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, sementara di beberapa lokasi mengalami likuefaksi.
Data Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) per 16 Oktober 2018 mencatat 2.095 orang meninggal dunia, 4.612 orang luka berat, 680 orang dilaporkan hilang, 78.994 orang mengungsi, bahkan diperkirakan ada 5.000 orang yang masih tertimbun karena dampak likuefikasi atau pencairan tanah.
Saat ini pemerintah memperpanjang status tanggap darurat hingga 25 Oktober 2018, tetap;I pencarian korban yang belum ditemukan karena tertimbun atau terbawa arus secara resmi berakhir pada 12 Oktober 2018.