Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mendorong internal perguruan tinggi lebih kreatif dalam memunculkan fakultas dan program studi baru untuk menghadapi perubahan teknologi yang dinamis.
Pasalnya, dia menilai penciptaan fakultas dan program studi baru di Indonesia sangat minim di tengah perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat.
"Ekosistem dalam kampus harus dibenahi. Kreasi baru harus difasilitasi dan inovasi yang memecahkan masalah harus diberikan prioritas," kata Jokowi saat memberikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Jakarta, Senin (15/10/2018).
Untuk itu, dia mendorong agar perguruan tinggi membuka fakultas dan program studi baru yang mampu mencetak keahlian yang relevan pada saat ini maupun masa depan.
Perguruan tinggi di Indonesia mesti berani melakukan berbagai perubahan yang menyesuaikan dengan tren perkembangan yang ada di dunia saat ini, seperti pada bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), bidang Internet of Things (IoT), cryptocurrency, hingga advanced robotic.
Secara khusus, Jokowi meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) untuk terus mendorong perguruan tinggi untuk menyesuaikan program studi yang ada dengan perubahan dunia yang begitu cepat.
"Mungkin perlu saya sampaikan ke rektor dan dekan, juga bisa fokus kepada mahasiswa kita untuk produk-produk unggulan kita. Bisa saja ada fakultas kopi, teh, cokelat, kelapa sawit. Kenapa tidak ada fakultas turisme? Ini potensi ke depan negara kita," ujarnya.