Bisnis.com, JAKARTA - Untuk memobilisasi dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa dan tsunami Donggala-Palu, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dan Airbus Foundation bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia, mengoperasikan pesawat angkut A400M milik TUDM.
Sejak tiba di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma pada 4 Oktober 2018, TUDM telah menerbangkan bahan bantuan menggunakan A400M bagi para korban yang terdampak gempa bumi dan tsunami di Palu.
Pernyataan pers yang diterima Bisnis pada Kamis (11/10/2018) menyebutkan bahan bantuan yang diterbangkan meliputi mobil tangki BBM milik Pertamina dan ekskavator dari PT Pindad.
TUDM juga membantu mengantarkan makanan, minuman, pakaian, serta obat-obatan yang dikumpulkan oleh Kementerian BUMN Indonesia menggunakan A400M tersebut. Bantuan ini kemudian akan didistribusikan melalui jaringan CSR Kementerian yang aktif mendukung upaya tersebut.
Airbus Foundation juga membantu transportasi dan distribusi barang bantuan menggunakan helikopter, serta telah membantu Palang Merah Internasional (IFRC) dengan menyediakan 45 jam terbang menggunakan helikopter H125.
Selain itu, Airbus Foundation membantu Dokter Lintas Batas (MSF) untuk mengontrak operator helikopter H155, yang akan membantu upaya bantuan selama beberapa minggu mendatang. Selain itu, citra satelit Airbus juga digunakan dalam upaya tanggap darurat menyusul aktifnya International Charter for Space.
“Kita semua telah menyaksikan kerusakan yang memilukan akibat gempa bumi dan tsunami di Palu. Doa kami menyertai para korban dan keluarga yang telah mengalami kehilangan tak terbayangkan ini,” ujar Executive Director Airbus Foundation Andrea Debbane.
“Setidaknya inilah yang dapat kami lakukan bersama para rekan kami, yang telah memberikan bantuan logistik yang amat dibutuhkan dalam kondisi darurat ini," katanya.
Gempa bumi besar 7,4 SR, yang diikuti dengan tsunami setinggi enam meter, menghantam Palu dan Donggala pada 28 September 2018 lalu. Lebih dari 1.400 orang meninggal, sekitar 50.000 penduduk dilaporkan hilang, dan lebih dari 200.000 orang membutuhkan bantuan darurat.