Bisnis.com, JAKARTA – Washington mendesak Uni Eropa supaya mempercepat jalannya negosiasi perdagangan selanjutnya, setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden UE Jean-Claude Juncker bulan lalu.
Duta Besar Jerman untuk AS Emily Haber menyampaikan bahwa sebuah kelompok kerja telah dibentuk setelah pertemuan Trump-Juncker dan akan mulai berunding untuk pertama kalinya dalam pekan ini.
“AS memang menekan untuk hasil yang cepat,” katanya sambil mengungkapkan bahwa akan ada lebih dari 1.000 even di AS pada tahun depan untuk mempererat hubungan bilateral AS-UE, seperti dikutip Reuters, Minggu (26/8/2018).
Dia menambahkan, pejabat UE memerlukan mandat yang jelas untuk dapat bergerak melampaui ruang lingkup sekarang ini. Selain itu, kesepakatan juga diharapkan dapat tercapai sebelum Pemilu Parlemen Eropa pada Mei 2019.
“Sejauh-jauhya, saya mengingatkan bahwa akan ada Pemilu Parlemen Eropa pada tahun depan, dan kesepakatan sebaiknya telah tercapai sebelum itu,” ujarnya.
Adapun pejabat AS yang enggan disebutkan identitasnya mengonfirmasi bahwa Washngton memang meminta agar perundingan segera dilakukan, namun dia tidak memberikan tenggat waktu pastinya.
Bulan lalu, di dalam pertemuan dengan Juncker, Trump sepakat untuk menunda pengenaan ancaman tarif untuk produsen otomotif asal Benua Biru selama perundingan terkait tarif baja, aluminium, dan produk lainnya masih berlangsung.
Kesepakatan mengejutkan itu pun melonggarkan tensi ancaman perang dagang trans-Atlantik. Namun, pejabat AS mengungkapkan bahwa Pemerintah AS kini mulai frustasi karena kemajuan proses perundingan ternyata berjalan sangat lambat. Sebelumnya rapat kerja antara AS-UE juga telah ditunda hingga libur musim panas di Eropa berakhir.
Pada bulan lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sempat menyatakan harapannya bahwa isu perdagangan AS-UE dapat diselesaikan dengan cepat.
Adapun, anggota dewan eksekutif kelompok industri Jerman BDI Stefan Mair enyampaikan bahwa beberapa kemajuan sebenarnya dapat tercapai dalam pertemuan pertama dari kelompok kerja tersebut, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
“Kami sadar bahwa Pemerintahan Trump sangat mendesak supaya isu ini diselesaikan dalam waktu yang cepat,” kata Mair.
Namun, dia melanjutkan, pihak Eropa tidak ingin terburu-buru. Pasalnya, UE ingin mencapai kesepakatan yang lebih dari sekadar kesepakatan tarif, yakni ingin lebih mendapatkan kesepakatan terkait isu umum yang dapat memengaruhi hubungan bisnis.
Pada perkembangan terpisah, perundingan terkait isu perdagangan antara AS dan China pada pekan lalu juga tidak menghasilkan harapan maupun keputusan konkrit.
“Kami memperkirakan eskalasi perang dagang [antara AS dan China] terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan,” kata David Dollar dari Brookings Institute, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (26/8/2018).
Bahkan, di tengah-tengah perundingan AS-China tersebut, ancaman tarif sebesar 25% untuk produk impor masing-masing negara yang senilai US$16 miliar tetap saja direalisasikan.
Selain itu, seiring dengan perundingan tersebut, di tempat terpisah Washington juga menggelar hearing yang membicarakan proposal tarif impor yang menargetkan produk China yang senilai US$200 yang akan diberlakukan pada akhir September atau akhir Oktober.