Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Investasi & Perdagangan, 47 Perusahaan Swiss Bentuk SwissCham Indonesia

Sebanyak 47 perusahaan asal Swiss yang beroperasi di Indonesia membentuk perkumpulan Swiss Indonesian Chamber of Commerce atau SwissCham Indonesia untuk mendukung kenaikan investasi dan perdagangan di kedua negara.
Chairman SwissCham Indonesia Luthfi Mardiansyah dan mitra anggota SwissCham/Istimewa
Chairman SwissCham Indonesia Luthfi Mardiansyah dan mitra anggota SwissCham/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Sebanyak 47 perusahaan asal Swiss yang beroperasi di Indonesia membentuk perkumpulan Swiss Indonesian Chamber of Commerce atau SwissCham Indonesia untuk mendukung kenaikan investasi dan perdagangan di kedua negara.

Luthfi Mardiansyah, Chairman SwissCham Indonesia, mengatakan bahwa perkumpulan SwissCham akan mempromosikan perdagangan, investasi dan pengembangan hubungan antara para pelaku usaha di kedua negara melalui kegiatan dialog kolaboratif, advokasi, jaringan hubungan bisnis dan sosial yang bertujuan untuk memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi para perusahaan anggota SwissCham, baik korporasi dan UMKM maupun perusahaan individu.

"Saat ini sekitar 47 perusahaan yang terdaftar menjadi anggota SwissCham Indonesia. Kami mengharapkan akan banyak lagi perusahaan Swiss dan Indonesia yang mendaftar dan berkontribusi pada Perkumpulan SwissCham," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis 2/8).

Peluncuran perkumpulan itu dilakukan pada Kamis (1/8/2018) bertepatan dengan National Swiss Day.

Luthfi menjelaskan, setelah sekian waktu berjalannya hubungan perdagangan dan investasi kedua negara, dirasakan perlu dibentuknya sebuah asosiasi, yang menjadi tempat bagi pengusaha (business communities) Indonesia dan Swiss untuk bersama-sama berdialog baik dengan sesama pengusaha dan juga dengan pemerintah kedua negara.

Dia mengungkapkan, saat ini ada sekitar 100 perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia, dari mulai sektor manufaktur, infrastruktur, jasa keuangan, farmasi, industri makanan dan minuman sampai dengan sektor trading komoditas. Adapun, lapangan kerja yang diserap lebih dari 10.000 tenaga kerja Indonesia.

Dia menambahkan, nilai Investasi Swiss di Indonesia kendati selalu naik tetapi masih kecil dibandingkan dengan potensi dana investasi di negara Swiss yang bisa ditanamkan di Indonesia.

Hal ini karena ketidaktahuan perusahaan Swiss tentang peluang yang ada dan juga pemberitaan yang kurang baik tentang iklim investasi dan berusaha di Indonesia.

“Dengan perkumpulan SwissCham ini, perusahaan-perusahaan Swiss baik yang belum maupun sudah berinvestasi di Indonesia, dapat dijadikan tempat untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, mendapat partner yang tepat dan berdialog dengan pemerintah guna memastikan investasi yang ditanamkan akan aman dan bisa bertambah sesuai dengan proyeksi usaha di kemudian hari. Hal ini akan memastikan investasi perusahaan tersebut tetap dan selalu meningkat di Indonesia,” ungkapnya.

Menurut catatan Swiss Federal Customs Administration, total perdagangan kedua negara menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun, hanya pada 2017 mengalami penurunan sebesar 28%, yaitu dari US$ 2.811 juta pada 2016 menjadi US$ 1.944 juta pada 2017. Selama ini Indonesia mengalami surplus dari perdagangan bilateral kedua negara.

Adapun berdasarkan data BKPM, jumlah investasi dari perusahaan-perusahaan Swiss yang ditanamkan di Indonesia, pada 2017 menunjukkan kenaikan sebesar 11% dibandingkan tahun 2016, menjadi US$32,239 juta dan menduduki peringkat ke-3 di antara negara-negara Eropa lainnya.

Khusus pada 2017, ekspor Indonesia ke Swiss mencapai US$ 1.485 juta, kurang dari 1% dari total ekspor Indonesia, didominasi oleh produk logam mulia dan perhiasan. Sementara produk-produk lainnya kurang menunjukkan perkembangan. “Padahal pasar di Swiss, walaupun penduduknya tidak lebih dari 8 juta orang, merupakan salah satu pasar yang sangat menarik khususnya produk-produk suku cadang dengan presisi tinggi, makanan olahan, dan lainnya. Harga tinggi bisa diterima asalkan berkualitas tinggi,” lanjut Luthfi.

Sementara nilai impor Indonesia dari Swiss pada 2017 juga mengalami penurunan sebesar 0,8% dibandingkan dengan 2016, menjadi US$459 juta (berkontribusi 0,33% dari total impor). Sebagian besar merupakan produk kimia dan farmasi disusul instrumen yang presisi, jam tangan, dan perhiasan.

Menurut Luthfi, SwissCham dapat menjadi tempat bagi perusahaan-perusahaan di Swiss untuk mendapatkan partner atau suplai dari perusahaan Indonesia, sehingga terjadi kerjasama peningkatan kualitas, pengalihan teknologi dan investasi bagi kedua pihak, yang akan meningkatkan nilai ekspor-impor kedua negara.

“Saat ini perusahaan-perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia mengalami perkembangan yang baik, namun beberapa permasalahan yang dihadapi khususnya yang berhubungan dengan kebijakan dan regulasi pemerintah Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan ease to do business dan ease to operate business di Indonesia,” kata Luthfi.

Dia menambahkan, regulasi yang tumpang tindih, tidak jelas, dan bahkan mempersulit iklim usaha, seperti daftar negative investasi, UU Halal, UU Paten, serta regulasi pajak, merupakan sebagian dari permasalahan yang dihadapi perusahaan Swiss. Hal yang sama, peraturan dan regulasi yang ketat dari pemerintah Swiss membuat sulitnya meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Swiss dan investasi pengusaha Indonesia di Swiss.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper