Bisnis.com, BEKASI - Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengarahkan siswa miskin yang tak lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB untuk mendaftar ke sekolah swasta. Nantinya, siswa-siswa ini akan mendapat bantuan biaya operasional, karena pemerintah tahun depan telah meningkatkan anggaran bagi siswa tak mampu.
"Besok, kami mulai melakukan penyisiran siswa-siswa miskin yang tak lolos PPDB," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzie, Minggu (22/7/2018).
Pada PPDB tahap pertaman, tidak kurang dari 25 ribu lulusan Sekolah Dasar sederajat mendaftar ke SMP Negeri di Kota Bekasi. Dari kuota 14.934 bangku yang tersebar di 49 sekolah, masih menyisakan 2.147 bangku kosong.
Dinas Pendidikan kemudian membuka pendaftaran kedua untuk mengisi bangku kosong tersebut. Namun tahap kedua ini hanya khusus jalur zonasi. Dari lima ribu lebih pendaftar, sebanyak 2.988 dinyatakan tidak lolos karena nilai tidak mencukupi atau kalah bersaing dengan pendaftar lain.
"Yang tidak lolos ini diarahkan ke swasta," kata Ali.
Ali mengatakan, siswa di sekolah swasta juga mendapatkan bantuan melalui biaya operasional sekolah dari pemerintah daerah atau BOSDA. Jumlah penerima sebanyak 20 persen dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Adapun nilainya untuk tahun ini sebesar Rp15 ribu per siswa per bulan.
"Tahun depan kami naikkan menjadi Rp50 ribu," kata Ali.
Menurut Ali, sekolah swasta penerima bantuan wajib mengikuti sejumlah aturan. Misalnya, tidak boleh membenani biaya pendidikan dari siswa miskin.
"Jika itu terjadi, maka kami akan memberikan tindakan keras kepada sekolah tersebut," ujar Ali.
Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta Kota Bekasi Ayung Sardi Dauly mengatakan siswa miskin yang tidak lolos PPDB tetap harus melanjutkan sekolah. Langkah pemerintah untuk mengarahkan mereka ke sekolah swasta dinilai menjadi solusi yang baik.
"Jika penambahan rombongan belajar akan beresiko tinggi terhadap beban anggaran," kata dia.