Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Hadiri Khataman Alquran, Ini Pesan Soal Memilih Pemimpin

Presiden Joko Widodo menghadiri acara peringatan (haul) dan khataman Alquran di Pondok Pesantren An Najah di Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7/2018) malam.
Presiden Joko Widodo menghadiri acara peringatan (haul) dan khataman Alquran di Pondok Pesantren An Najah di Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7/2018) malam./Bisnis.com-Yodie Hardiyan
Presiden Joko Widodo menghadiri acara peringatan (haul) dan khataman Alquran di Pondok Pesantren An Najah di Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7/2018) malam./Bisnis.com-Yodie Hardiyan

Bisnis.com, SRAGEN – Presiden Joko Widodo menghadiri acara peringatan (haul) dan khataman Alquran di Pondok Pesantren An Najah di Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7/2018) malam.

Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Acara itu juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan pengurus pondok pesantren.

Presiden menyampaikan sejumlah pesan kepada para santri dan warga yang menghadiri acara tersebut. Salah satu pesannya adalah mengenai memilih pemimpin.

"Saya titip kepada bapak ibu saudara sekalian. Kita sudah masuk ke yang namanya tahun politik. Kemarin kan sudah pemilihan gubernur, bupati sudah, beberapa daerah pemilihan wali kota sudah. Sekali lagi pandai-pandailah memilih pemimpin karena itu penting," kata Kepala Negara.

Menurutnya, masyarakat perlu melihat rekam jejak calon pemimpin tersebut. Rekam jejak yang dimaksud prestasi sampai kinerja. Masyarakat diharapkan benar-benar melihat rekam jejak calon pemimpin tersebut.

"Saya lihat sekarang ini dari hasil pilkada-pilkada yang ada di seluruh Indonesia, 171 pemilihan bupati wali kota dan gubernur, saya melihat masyarakat semakin matang masyarakat semakin dewasa dalam memilih pemimpin," lanjut Jokowi.

Presiden menyatakan masyarakat perlu menyampaikan fakta dan bukti. "Kalau nggak baik katakan nggak baik. Kalau baik ya katakan baik. Jangan dibalik-balik. Bisa itu namanya masuk ke fitnah. Masuk ke berita bohong," tutur Kepala Negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper