Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Fox, Comcast Naikkan Nilai Penawaran untuk Sky News

Comcast Corp. menaikkan penawaran tunainya untuk Sky News Plc. menjadi US$34 miliar, mengungguli penawaran yang diajukan 21st Century Fox sebesar US$32,5 miliar.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA -- Comcast Corp. menaikkan penawaran tunainya untuk Sky News Plc. menjadi US$34 miliar, mengungguli penawaran yang diajukan 21st Century Fox sebesar US$32,5 miliar.

Adapun Fox telah berusaha membeli Sky Group sejak Desember 2016. Mereka menawarkan untuk menghargai sebesar 14 pound sterling per lembar saham Sky, atau 12% lebih tinggi daripada penawaran Comcast sebelumnya.

Pada Rabu (11/7/2018), Comcast pun menaikkan penawarannya menjadi 14,75 pound per lembar saham. Pihak perusahaan mengungkapkan, penawaran itu direkomendasikan oleh komite direktur independen Sky.

Penawaran Comcast itu pun berhasil membuat saham Sky tutup di level 15,15 pound.

Di sisi lain, Fox telah berniat membeli 61% saham Sky yang belum dimilikinya sejak Februari, namun masih terkendala proses regulasi di Inggris.

Adu penawaran untuk memenangkan grup televisi terkemuka di Britania Raya ini pun menjadi yang terbesar di dalam industri hiburan. Pasalnya, kini setiap raksasa media dunia bakal rela mengucurkan miliaran dolar AS untuk kesepakatan agar dapat bersaing dengan Netflix dan Amazon.com.

Terlepas dari itu semua, Comcast dan Walt Disney juga terperangkap di dalam adu penawaran di level US$70 miliar lebih untuk memenangkan sebagian besar aset milik Fox, yang di dalamnya terdapat Sky.

Sejauh ini, Disney telah mendapatkan persetujuan bersyarat dari AS untuk membeli aset Fox pada bulan lalu. Hal itu pun membuat Disney unggul dari penawaran yang diajukan Comcast atas Fox.

Dana lindung yang berbasis di Hong Kong, Case Equity Partners sebagai investor Sky mengatakan Disney telah berada di posisi yang menguntungkan untuk mendapatkan aset media AS yang dimiliki Fox. Artinya, Comcast harus bertarung lebih keras lagi untuk mendapatkan Sky.

“Penawaran Comcast hari ini tampaknya belum menjadi akhir permainan karena hasil penawaran final untuk Sky berhasil membawa sahamnya menjadi 15 pound per lembar,” kata Michael Wegener, Managing Partner di Case Equity Partner, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/7/2018).

Adapun Sky merupakan aset besar yang menyuguhkan tayangan olahraga dan konten drama orijinal untuk 23 juta rumah di seluruh penjuru Eropa. Oleh karena itu, Fox menyatakan, transaksi yang ditawarkannya bakal menguntungkan Sky.

“Transaksi transformatif ini akan menguntungkan Sky, sehingga mereka dapat melanjutkan persaingan di dalam lingkungan yang di dalamnya terdapat perusahaan terbesar di dunia,” kata Fox.

Penawaran Fox atas Sky mewakili 82% premi untuk saham Sky pada 2016—sebelum drama pengambilalihan saham ini dimulai—dan 21 kali lipat dari pendapatan per saham pada 2017.

Namun, regulator di Inggris mengindikasikan bahwa jika Disney berhasil membeli Fox (termasuk 39% sahamnya di Sky), maka Disney harus menawarkan harga yang sama untuk membeli sisa saham Fox di Sky. Berdasarkan beberapa pemegang saham, hal itu menyiratkan penawaran yang tinggi untuk Sky.

Untuk itu, usaha dana lindung, termasuk Elliott, yang telah dibeli Sky dalam beberapa bulan terakhir dan beberapa pemegang saham vokal seperti Crispin Odey juga meminta agar direktur independen perusahaan memilih kesepakatan yang lebih baik.

“Itu sangat rendah. Proyeksi internal Disney saat ini, dalam basis aliran uang yang mereka terbitkan untuk Sky, akan menhargai [Sky] sebesar 16 pounds,” kata Obey.

Sebelumnya Fox menyebut Disney telah memberikan persetujuan untuk menambah utang yang dapat diambil Fox. Di dalam skenario itu, Disney sepakat untuk memberikan sekitar 1 miliar pound kepada Fox jika perusahaan milik Rupert Murdoch itu berhasil membeli Sky, dan kesepakatan Disney-Fox dibatalkan.

Adapun pemerintah Inggris dijadwalkan untuk mengizinkan Fox membeli Sky pekan ini, setelah Fox sepakat untuk menjual semua tayangan beritanya untuk Disney. Hal itu dilakukan untuk menghalangi Murdoch memiliki terlalu banyak media di Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper