Bisnis.com, BEIJING— Pemerintah China mencoba untuk membalikkan narasi tudingan yang panjang terkait dengan taktik proteksionis yang menjadikan negeri Tirai Bambu itu tempat yang sulit bagi perusahaan asing beroperasi bagi perusahaan global.
Upaya itu dilakukan di tengah tensi perang perdagangan yang meningkat dengan Amerika Serikat. Pemerintah China memberikan lampu hijau bagi investasi perusahaan global bernilai besar untuk menggambarkan diri sebagai pemimpin ekonomi keterbukaan.
Pekan ini, China menyetujui proyek senilai US$10 miliar dari perusahaan petrokimia asal Jerman, BASF. Pabrikan tersebut menjadi pabrik pertama di China yang sepenuhnya dimiliki asing, dan bukan perusahaan patungan.
Pemerintah China pun menyetujui investasi untuk membangun pabrik baru di Shanghai yang dimiliki sepenuhnya oleh pembuat mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc. Ada pula investasi senilai US$2,3 miliar yang akan ditanamkan oleh perusahaan asal Korea Selatan, LG Display Co. Ltd.
Asisten Menteri Perdagangan China Li Chenggang mengatakan untuk menanggapi rencana terbaru pemerintahan Donald Trump dengan menaikan tarif 10% atas impor dari China yang senilai US$200 miliar, pihaknya tidak akan menutup diri untuk bisnis AS di negeri Tirai Bambu.
“Saya ingin menekankan bahwa sikap pemerintah China untuk mendukung kerja sama bisnis antara kedua negara tidak akan berubah, tekadnya untuk mendorong reformasi dan meningkatkan lingkungan bisnis tidak akan berubah, dan sikap menentang unilateralisme dan mendukung multilateralisme tidak akan berubah, " kata Li di forum bisnis di Beijing, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/7/2018).
Dalam kesempatan itu, Li pun menyindir kebijakan Trump dengan meminjam frasa yang digunakan oleh mantan Ibu Negara AS Michelle Obama dalam kampanye pemilihan AS tahun 2016.
"Mereka menjadi rendah, kita menjadi tinggi," katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir, China telah mengeluarkan daftar wilayah yang tertutup untuk investasi asing, dan berkomitmen untuk mengurangi atau menghilangkan pembatasan kapitalisasi ekuitas asing di sektor-sektor yang mencakup perbankan, asuransi, sekuritas, industri otomotif, serta dalam pembuatan kapal dan kedirgantaraan.