Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab dengan nada berkelakar saat ditanyai wartawan terkait afiliasinya di pemilu presiden 2019 mendatang.
Pertanyaan yang dilontarkan para awak media terkait dukungan Jusuf Kalla atau JK pada kontestasi demokrasi 2019 bukan tanpa alasan.
Pada 4-10 Agustus 2018 mendatang, pendaftaran calon presiden dan wakil presiden yang akan mengikuti pemilu 2019 akan dilakukan.
Banyak pihak menilai, dalam kontestasi politik tersebut JK akan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh. Dukungannya akan sangat dinantikan berbagai kubu politik.
JK sangat kecil kemungkinkan mencalonkan diri menjadi presiden. Dalam beberapa kesempatan, dia mengatakan lebih baik tokoh yang lebih muda yang maju sebagai calon presiden.
Di sisi lain, hasil riset sejumlah lembaga survei menyebut elektabilitas JK untuk menjadi presiden sangat kecil. Elektabilitas JK kalah jauh jika dibandingkan dengan calon petahana Presiden Joko Widodo atau Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca Juga
JK pun tidak bisa mendampingi kembali Presiden Joko Widodo pada pemilu presiden 2019. JK terbentu Pasal 169 huruf n dan Pasal 227 huruf i UU No. 7/2017 tentang Pemilu yang mengatur larangan pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden yang pernah menjabat dua periode.
Terkait hal itu, awak media bertanya apakah JK akan tetap berada di kubu Presiden Joko Widodo saat pemilu presiden 2019.
Pertanyaan itu dilontarkan seusai acara Widiakarya Nasional Pangan dan Gizi yang dihadiri pula Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
“Masa dukung anda,” jawab JK sambil tersenyum, Selasa (3/7).
“Pasti dukung Pak Jokowi. Atau kalau Ibu Puan mau, kita dukung juga,” lanjutnya.
Awak media pun bertanya kepada JK terkait peluang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kontestasi pemilu presiden 2019. Seperti diketahui, JK dikenal dekat dengan Anies.
“Kalau Pak Anies,” ujar seorang wartawan.
“[Didukung] jadi gubernur,” ucap JK sambil kembali tersenyum.
“Ada peluang,” tanya wartawan lagi.
“Kau juga punya peluang, semua orang punya peluang,” timpal JK.
Para awak media pun bertanya terkait rencana pertemuan JK dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Selasa (3/7) sore.
Pertemuan itu dinilai akan membicarakan rencana Airlangga yang ingin mendampingi Presiden Joko Widodo pada pemilu presiden 2019.
“Saya kan bekas ketua Golkar, jadi ketemu Ketua Golkar ya nasehati,” imbuhnya.