Bisnis.com, JAKARTA – Sekitar 100 orang hilang setelah kapal migran tenggelam di lepas pantai barat Libia, kata petugas penjaga pantai pada Jumat (29/6/2018).
Secara terpisah, penjaga pantai juga mengatakan mencegat sebanyak 200 pengungsi di dua kapal lain di timur Tripoli.
Adapun, dilansir dari Daily Nations, selain sekitar 100 orang hilang, menurut petugas penjaga pantai, 3 bayi ditemukan tewas.
Libia menjadi salah satu tempat utama keberangkatan para pengungsi yang berusaha menyeberang ke Eropa melalui jalur darat. Biasanya mereka menggunakan perahu karet kecil yang disediakan penyelundup yang rentan bocor atau pecah di tengah laut.
Para pengungsi berharap sampai ke perairan antarbangsa dan bisa dijemput oleh kapal asing.
Ketika terjadi perang di Libia pada 2014, jumlah migrasi terus mengalami lonjakan dan sebanyak 650.000 migran telah melintasi Mediterania Tengah sejak saat itu.
Rute dari Libia melalui Mediterania ke Italia dan negara Uni Eropa menarik hampir 120.000 orang pada tahun lalu. Namun, lalu lintas melambat sejak Juli kemarin saat jaringan penyelundupan di pantai laut Tengah Libia ditekan oleh Italia.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 11.400 kedatangan pengungsi dari Libia yang telah terdaftar oleh Kementerian Dalam Negeri Italia, atau sekitar 80% lebih sedikit daripada periode yang sama pada 2016 dan 2017.
Sebelumnya, sebuah perahu yang berisi sejumlah pengungsi dan migran juga tenggelam di lepas pantai Tunisia pada awal Juni yang menewaskan 112 penumpang.
Sementara pada Februari sekitar 90 orang tenggelam setelah kapal karam di lepas pantai barat Libia.