Kabar24.com, JAKARTA – Bank Sentral China (PBOC) akan memotong jumlah uang yang wajib dipegang oleh institusi pemberi pinjaman sebagai cadangan, atau rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio/RRR).
PBOC akan memberikan likuiditas sekitar 700 miliar yuan (US$108 miliar) dalam upayanya mengendalikan leverage dan mendukung perusahaan kecil.
“RRR untuk beberapa perbankan akan diturunkan sebesar 0,5%, efektif per 5 Juli,” tulis PBOC lewat laman resminya, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (24/6/2018).
Adapun tujuannya adalah untuk memberikan dukungan kepada usaha kecil dan mikro. Selain itu, berdasarkan pernyataan bank sentral terebut, PBOC juga ingin meneruskan promosi program swap utang-ke-ekuitas.
Lebih lanjut, potongan itu akan berlaku untuk semua perbankan besar komersial yang dijalankan pemerintah, pemberi pinjaman saham-gabungan komersil, bank pos, pemberi pinjaman komersial perkotaan, perbankan daerah, dan perbankan asing.
Sejatinya, pemotongan itu telah diperkirakan secara meluas, khususnya sejak kabinet China mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan menggunakan perangkat kebijakan moneter (termasuk dengan memotong RRR untuk beberapa perbankan) untuk mendorong penawaran kredit untuk perusahaan kecil.
Bank sentral kini menyesuaikan kebijakan moneter ketika perekonomian Negeri Panda mempelihatkan sinyal perlambatan di tengah kampanye untuk membersihkan sektor keuangan dan memburuknya tensi perdagangan dengan AS.
Adapun pemotongan RRR tersebut akan melonggarkan ‘pemerasan’ pendanaan bagi institusi pemberi pinjaman, yang harus mengembalikan uang yang dipinjam dari bank sentral lewat fasilitas pinjaman jangka menengah.
“’Pendanaan dari pemotongan rasio cadangan wajib tidak boleh digunakan untuk mendukung yang disebut ‘perusahaan zombi’,” tulis PBOC.