Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla: Umat Islam Indonesia Masih Lemah Dalam Ekonomi

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno ke-28 Dewan Pertimbangan MUI. Dalam sambutannya, dia mengatakan umat Islam di Indonesia masih lemah soal ekonomi
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin sebelum memimpin rapat pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin sebelum memimpin rapat pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri rapat pleno ke-28 Dewan Pertimbangan MUI. Dalam sambutannya, wapres mengatakan umat Islam di Indonesia masih lemah soal ekonomi.

Jusuf Kalla atau JK mengatakan umat Islam di Indonesia harus bersyukur. Indonesia negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, kondisi dalam negerinya relatif aman.

Dalam kondisi negara yang relatif aman, kata dia, umat Islam harus mendorong ekonomi keumatan menjadi lebih baik.

“Mayoritas kita 88% muslim. Politik, alhamdulillah. Yang paling tidak kita kuasai justru kebutuhan dasar negeri ini yaitu ekonomi, keadilan ekonominya,” katanya di Kantor Pusat MUI, Rabu (6/6).

“Bukan karena salah, tapi kita kurang maju, saya bicara ini bukan berarti yang [perekonomiannya] maju harus turun, tidak. Tapi kita harus memajukan semangat umat kita untuk lebih banyak sehingga kita mempunyai usaha,” lanjut dia.

Menurutnya, umat Islam jangan hanya berbicara politik keumatan, tapi juga ekonomi keumatan.

JK pun menegaskan, ekonomi keumatan harus didorong dan jangan dipisahkan dari kehidupan umat.

“Karena di situ letak kelemahan kita, bagaimana bapak terima zakat banyak kalau orang kaya kurang. Karena yang paling banyak zakatnya orang kaya kan begitu,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper