Bisnis.com, SURABAYA—Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan tantangan dan kewaspadaan menghadapi aksi teror di Indonesia harus ditambah karena sel kelompok teror ISIS banyak yang kembali ke Tanah Air.
Tito menjelaskan di Indonesia ada dua macam kelompok yang terkait ISIS yang jadi ancaman, kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid). Kedua kelompok ini memiliki sejumlah perkumpulan kecil (sel-sel) di bawahnya.
Adapun kelompok lain yang juga menjadi ancaman yakni mereka yang berangkat ke Syiria dan kembali ke Indonesia. Jumlah yang berangkat ke sana ada 1.100 orang, ada 500 masih di Syiriah, ada 103 yang meninggal.
"Sebanyak 500 orang dideportasi kembali ke Indonesia. Ini jadi tantangan karena mindset mereka masih ideologi ISIS," jelasnya, Minggu (13/5/2018).
Seperti diketahui, teror bom terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya sekitar 07.15 WIB hari ini. Kemudian disusul kejadian serupa di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuno dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro.
Polisi mengidentifikasi pelaku ketiga aksi tersebut satu keluarga, dengan data sebagai berikut:
Pelaku
1. Dita Priyanto (Ketua Sel JAD Surabaya) - bunuh diri di GPPS Arjuna dengan menggunakan mobil Avanza.
2. Puji Kuswati (Istri Dita) - di GKI Diponegoro (jalan kaki pakai cadar)
3. Fadila Sari (anaknya 12 tahun) di GKI Diponegoro (jalan kaki pakai cadar)
4. Pamela Rizkita (anaknya 9 tahun) di GKI Diponegoro (jalan kaki pakai cadar)
5. Yusuf Fadil (anaknya 18 tahun) di St Maria Tak Bercela Ngagel pakai sepeda motor
5. Firman Halim (anaknya 16 tahun) di St Maria Tak Bercela Ngagel pakai sepeda motor.
Posisi Bom
1. Dita Priyanto : bom diletakkan di dalam mobil, lalu ditabrakkan ke area gereja
2. Puji Kuswati, Fadila Sari, Pamela Rizkia diletakkan dipinggang.
3. Yusuf Fadil dan Firman Halim, bom dipangku di motor.