Bisnis.com, JAKARTA - Militer Irak menangkap beberapa pimpinan top ISIS dengan memanfaatkan aplikasi Telegram milik orang kepercayaan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi yang ditangkap Februari lalu.
Agen intelijen Irak menangkap dan menahan ismail al-Eithawi, tangan kanan al-Baghdadi. Al-Eithawi dengan nama alias Abu Zaid al-Iraqi, ditangkap di Turki dan diserahkan kepada agen intelijen Irak.
Penasihat keamanan Irak, Hisham al-Hashimi mengatakan, intel Irak kemudian menemukan al-Eithawi menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi dengan pejabat ISIS lainnya yang masih tersisa.
"Eithawi merupakan pembantu langsung Baghdadi, yang bertanggung jawab untuk transfer dana ke rekening bank ISIS di berbagai negara," kata Hashimi, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 10 Mei 2018.
Pihak berwenang Irak memutuskan untuk memanfaatkan aplikasi yang populer di kalangan teroris itu untuk menjebak 4 komandan ISIS lainnya agar masuk perangkap mereka.
Para pemimpin ISIS yang dijebak tersebut akhirnya ditangkap setelah menyeberangi perbatasan dari Suriah ke Irak. Mereka yang ditahan termasuk Saddam Jamal, seorang warga Suriah, gubernur ISIS di Eufrat, timur Suriah.
Hashimi menggambarkan Eithawi dan Jamal sebagai dua tokoh ISIS paling senior yang pernah ditangkap hidup-hidup.
Hashimi mengatakan operasi itu dilakukan bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat, bagian dari koalisi pimpinan Amerika melawan ISIS di kedua sisi perbatasan Irak-Suriah.
Setelah penangkapan Eithawi, para agen intelijen Irak dan Amerika mampu mengungkap rekening bank yang digunakan oleh kelompok itu dan juga kode komunikasi rahasia yang digunakan ISIS selama ini.
Selain Eithawi dan Jamal, operasi itu menangkap tiga komandan lapangan lainnya: Syiria Mohamed al-Qadeer dan dua warga Irak, Omar al-Karbouli dan Essam al-Zawbai.
Pihak berwenang Irak berharap dengan penangkapan itu akan menemukan titik terang keberadaan Baghdadi. Baghdadi, yang mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin ISIS pada 2014 setelah merebut kota utama Irak utara, Mosul, sekarang diyakini bersembunyi di wilayah perbatasan Irak-Suriah.