Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan kepada Kementerian Pertahnan AS (Pentagon) untuk memilih opsi mengurangi jumlah pasukannya di Korea Selatan (Korsel).
Perintah itu dimuat di harian New York Times sebagaimana mengutip sejumlah pejabat yang mengetahui kebijakan tersebut. Hanya saja pengurangan jumlah pasukan itu tidak bertujuan untuk menjadi posisi tawar atas rencana pertemuan tingkat tinggi (KTT) antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un soal program senjata nuklir, tulis koran itu sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (4/5/2018).
Sejumlah pejabat menyebutkan bahwa kesepakatan damai di antara kedua Korea bisa mengurangi kebutuhan akan 23.500 prajurit AS yang saat ini bercokol di semenanjung tersebut. Akan tetapi, menurut mereka penarikan pasukan secara menyeluruh belum dimungkinkan.
Pihak Gedung Putih dan Pentagon tidak mau berkomentar terkait isu tersebut. Trump menyatakan AS akan mempertimbangkan pengurangan jumlah pasukannya di Korea Selatan dengan dalih Seoul tidak ingin lebih banyak terbebani dari sisi biaya.
Direktur CIA yang kini jadi Menlu AS, Mike Pompeo sebelumnya mengatakan bahwa ketika bertemu dengan Kim, pemimpin Korea Utara itu tidak menuntut penarikan pasukan AS secara keseluruhan sebagai prasyarat untuk melakukan KTT dengan Trump.
Baca Juga
Korea Selatan pada Rabu (2/5/2018) menyatakan bahwa keberadaan pasukan AS di negaranya tidak ada hubungan dengan masa depan perjanjian damai di antara kedua Korea.
Pasukan AS boleh saja berada di negara itu setelah kesepakatan damai ditandatangani dengan Korut, menurut pihak Korea Selatan .