Kabar24.com, MANADO – Baznas Provinsi Sulawesi Utara memberdayakan mustahik (orang yang berhak menerima zakat) untuk memperkuat kuliner halal di Bumi Nyiur Melambai.
Abid Takalamingan, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sulut, mengatakan langkah itu penting mengingat dalam beberapa waktu terakhir banyak wisatawan domestik maupun manca negara yang singgah ke Sulut, terutama Manado.
“Memang selama ini branding makanan tidak halal sangat kuat di Sulut. Padahal, tidak begitu. Makanan halal pun banyak,” ujarnya dalam konferensi pers pada Jumat (23/3/2018).
Berdasarkan data Otoritas Bandara Sam Ratulangi, papar Abid, ada sekitar 2 juta wisatawan domestik yang berkunjung dalam setahun. Pasalnya, ada dua hal yang sering dikhawatirkan wisatawan yakni tempat tinggal dan tempat makan.
Oleh karena itu, Baznas menginisiasi dan mengambil peran upaya penguatan ketersediaan makanan halal. Langkah ini diambil dengan menyelenggarakan kegiatan bertajuk Festival Kuliner Halal Nusantara pada 25-31 Maret 2018.
Dalam hajatan tersebut, para mustahik akan mengisi dan menyediakan beragam kuliner khas Tanah Air. Pihaknya mengaku upaya ini akan mendorong para penerima zakat dari 34 provinsi untuk kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk.
“Dengan demikian, posisi mereka yang tadinya mustahik akan berubah menjadi muzakki, orang yang akan memberi zakat. Jadi, mental itu yang akan kami ubah sehingga mereka harus percaya diri terlibat dengan kondisi-kondisi sebagaimana orang umum,” jelas Abid.
Hajatan yang dibarengi dengan gathering muzakki ini, sambungnya, menjadi ‘panggung sementara’. Hal ini dikarenakan output yang diharapkan yakni pembangunan wilayah atau destinasi kuliner halal di Manado, bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia.
Abid mengharapkan pembangunan destinasi ini bisa terwujud pada 2018. Secara bisnis, menurut dia, akan menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan maupun masyarakat Sulut sendiri. Bagaimana pun, kuliner halal bisa menjadi pilihan alternatif masyarakat.
Menilik Global Islamic Economic Indicator 2017, Indonesia masih berada pada urutan ke-10. Pasalnya, Indonesia hanya menjadi pasar besar, seperti industri makanan. Pada 2015, volume industri halal global mencapai US$3,84 triliun.
Volume tersebut diperkirakan akan meningkat mencapai US$6,38 triliun pada tahun 2021. Pangsa pasar industri makanan halal mencapai US$1,1 triliun pada 2015. Sementara, porsi Indonesia dari industri makanan halal itu baru US$0,16 triliun.