Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, melalui program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, pemerataan pendidikan di Indonesia dapat terealisasikan. Akses pendidikan tinggi saat ini dapat diraih kalangan tidak mampu, termasuk kalangan tidak mampu yang menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren seluruh Indonesia.
“Pada 2018 Program Bidikmisi menyasar siswa SMA/sederajat yang berprestasi dari keluarga kurang mampu sebanyak 90.000 orang untuk masuk perguruan tinggi. Anak-anak pondok pesantren dapat turut mendaftarkan diri di program Bidikmisi ini,” ungkap Menristekdikti dalam Sosialisasi Beasiswa Bidikmisi di Pondok Pesantren Yayasan Mamba’ul Ma’arif dalam keterangan tertulis, Minggu.
Menristekdikti menjelaskan bahwa melalui program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi 2018, uang kuliah dan biaya hidup selama kuliah ditanggung pemerintah. Ada tiga jalur masuk perguruan tinggi negeri yang dapat dimanfaatkan peserta Bidikmisi yaitu jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Pergururan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri (SM) dibuka 122 PTN di Indonesia.
“Program Beasiswa Bidikmisi diharapkan dapat memutuskan mata rantai kemiskinan yang ada di Indonesia,” imbuh Menristekdikti.
Program bantuan biaya pendidikan, Bidikmisi dapat menjembati putra-putri penerus bangsa untuk mendapat pendidikan tinggi yang layak dan merata. Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif sendiri sudah mendaftarkan 163 Siswa/inya dalam SNMPTN yang akan secara serentak diumumkan pada tanggal 17 April 2018 di laman www.snmptn.ac.id.
Dalam acara tersebut, Menteri Nasir meyakinkan anak pesantren seperti di Yayasan Mamba’ul Ma’arif bisa bersaing untuk mendapatkan PTN di Indonesia.