Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menggelar pertemuan dengan para pemimpin bank umum Indonesia.
Pertemuan yang digelar di Istana Negara, Kamis (15/3/2018), ini dihadiri oleh para direktur utama dan komisaris utama dari 4 bank BUMN, 27 bank pembangunan daerah, 75 bank swasta, dan 8 kantor cabang bank asing.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan bahwa industri perbankan harus lebih agresif dalam mengambil kesempatan dan peluang supaya mampu mendongkrak kinerja industri.
"Sudah sering saya tekankan mau tidak mau, suka tidak suka, kita hidup di era keterbukaan dengan kompetisi yang ketat. Kita berada pada era transisi perubahan yang sangat cepat juga. Di jasa keuangan, dunia sepenuhnya terbuka," paparnya.
Untuk itu, Jokowi meminta para bankir untuk berhenti main aman dan keluar dari zona nyaman sehingga mampu berkompetisi dengan dunia luar.
Pada pertemuan tersebut, Presiden didampingi oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Berdasarkan catatan Bisnis, pertumbuhan kredit perbankan sepanjang tahun lalu menyentuh 8,15% atau lebih tinggi dibandingkan realisasi 2016 yang sekitar 7,86%.
Dalam kesempatan sebelumnya, Jokowi pun pernah menyampaikan keinginannya agar kredit bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ditingkatkan menjadi 30% dari total penyaluran pinjaman bank.
Saat ini, angkanya masih berada di kisaran 20% dari total kredit perbankan. Angka itu dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja lokal.