Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor China Berminat Bangun Jembatan Batam-Bintan

Investor asal China tertarik membangun dan mendanai proyek jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau dengan perkiraan investasi sedikitnya Rp4 triliun.
Jembatan Tengku Fisabilillah atau dikenal dengan Jembatan Barelang terlihat dari udara di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (9/4)./JIBI-Dwi Prasetya
Jembatan Tengku Fisabilillah atau dikenal dengan Jembatan Barelang terlihat dari udara di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (9/4)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, BATAM -- Investor asal China tertarik membangun dan mendanai proyek jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau dengan perkiraan investasi sedikitnya Rp4 triliun.

Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun mengatakan beberapa investor asing sudah menyampaikan keinginan tersebut kepadanya.

"Salah satunya [investor asal China] yang membangun Jembatan Suramadu [Surabaya--Madura," ungkapnya usai makan siang bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Jumat (2/3/2018).

Menurut Nurdin, jika jembatan sepanjang kurang lebih 7 kilometer (km) tersebut jadi direalisasikan, maka keuntungannya akan dirasakan secara nasional dan bukan hanya masyarakat Kepri. Pasalnya, keberadaan jembatan tersebut diyakini dapat menarik investasi dari pengusaha nasional maupun asing.

"Sekarang kami menunggu skema aturan dari pemerintah," ujar Nurdin.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, tuturnya, siap memberi kemudahan, antara lain perizinan melalui pelayanan satu atap.

Basoeki pun mengakui sudah banyak investor asing yang tertarik membangun jembatan tersebut, terutama dari China. Menurutnya, pemerintah masih akan mengkaji lebih lanjut skema pembangunannya.

"Apakah dibangun sepenuhnya oleh swasta, KPBU [kerja sama pemerintah dengan badan usaha], atau APBN. Semuanya harus dikaji," terangnya.

Beberapa waktu lalu, Kementerian PUPR pernah menyatakan bahwa proyek pembangunan jembatan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Badan Pengusahaan (BP) Batam. Ketika itu, Direktur Jembatan Kementerian PUPR Iwan Zarkasi mengungkapkan pembangunan jembatan yang menghubungkan kedua pulau tersebut belum termasuk ke dalam program pembangunan jembatan bentang panjang pada 2018.

Seperti dikutip dari The Strait Times pada saat itu, Jembatan Batam-Bintan pertama kali diinisiasi oleh Batam Industrial Development Authority (BIDA) pada 2005. Pasca studi kelayakan pada 2012, sebuah perusahaan Korea Selatan disebut-sebut berminat untuk ikut serta dalam proyek ini. Akan tetapi, proyek itu batal dibangun.

Pemerintah daerah pun kembali berusaha menghidupkan kembali jembatan tersebut untuk menggenjot konektivitas di Kepri. Infrastruktur yang menghubungkan Pulau Batam-Pulau Tanjung Sauh-Pulau Bau-Pulau Bintan ini pun disebut-sebut membutuhkan dana sekitar US$350 juta atau lebih dari Rp4 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper