Bisnis.com, JAKARTA -- Layanan streaming musik Spotify akan segera melantai di New York Stock Exchange (NYSE) lewat proses direct listing.
Spotify memasukkan dokumen yang diperlukan ke otoritas bursa AS pada Rabu (28/2/2018). Berbeda dengan Initial Public Offering (IPO), perusahaan yang melakukan direct listing tidak melepas saham baru ke publik ataupun menggunakan underwriter untuk mengurus proses listing.
Dengan demikian, saham yang tercatat adalah saham eksisting yang dimiliki investor dan para karyawannya. Mekanisme ini juga tidak akan mendilusi kepemilikan saham milik investor eksisting, berbeda dengan IPO konvensional.
Reuters melansir Kamis (1/3/2018), Spotify tidak menyebutkan harga sahamnya maupun jumlah saham yang akan dicatatkan.
Namun, Spotify menyatakan valuasi perusahaan saat ini berkisar US$16,8 miliar-US$22,5 miliar. Perhitungan itu didasarkan pada harga saham di kisaran US$95-US$127,5 per lembar di pasar privat per Februari 2018 dan 178 miliar lembar saham eksisting per bulan lalu.
Pada 2017, pendapatan Spotify mencapai 4,09 miliar euro atau sekitar Rp68,6 triliun, naik dari capaian tahun sebelumnya yang senilai 2,95 miliar euro. Namun, rugi operasionalnya melebar menjadi 378 juta euro dari 349 juta euro pada 2016.
Perseroan mengklaim memiliki 71 juta pelanggan premium dan rata-rata 159 juta pengguna per bulan. Layanan perusahaan yang berdiri pada 2008 ini sudah tersedia di 60 negara, menjadikannya perusahaan streaming musik terbesar dunia.
"Dengan layanan terkait iklan yang kami tawarkan, kami yakin ada peluang besar untuk meningkatkan pelanggan dan memperluas pangsa pasar dari radio tradisional," papar Spotify.
Pada Desember 2017, Spotify dan Tencent Holdings Ltd. dari China menjalin kesepakatan terkait transaksi pertukaran saham minoritas di masing-masing perusahaan. Transaksi ini merupakan bagian dari perjanjian yang lebih besar dengan para pemegang obligasi Spotify mengenai rencana perusahaan itu untuk listing di bursa.
Kesepakatan dengan Tencent juga membantu Spotify meningkatkan penetrasi ke pasar yang sudah dikuasai oleh Tencent Music, yakni China.