Kabar24.com, JAKARTA—Terungkapnya keberadaan The Family Muslim Cyber Army (MCA) kelompok yang diduga menyebarkan isu provokatif dan tidak benar terkait pelaksanaan Pilkada 2018 oleh kepolisian, mendapat perhatian Kementerian Pertahanan.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kelompok penyebar isu hoax relatif dapat dikendalikan dengan adanya Badan Siber dan Sandi Nasional.
Bahkan, menurutnya, pihaknya sudah mendeteksi kemungkinan adanya kelompok lain yang memiliki niat mengacaukan jalannya pesta demokrasi tersebut.
“Kemenhan itu canggih juga, jangan dikira tidak canggih. Yang begitu-begitu ya tahu siapa gitu,” tuturnya seusai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, Kamis (1/3/18).
Rymizard menekankan, kelompok macam Seracen dan MCA, harus diberantas karena meresahkan masyarakat.
“Orang bilang aman, dia bilang enggak aman, itu enggak boleh. Negara Pancasila [dibilang] ga boleh,” tambahnya.
Baca Juga
Menurutnya, salah satu tugas Kemenhan adalah mengamankan negara, sehingga meminimalisir keresahan.
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri mengungkapkan grup terbuka penyebar informasi palsu atau hoax Muslim Cyber Army (MCA) ternyata memiliki anggota 102.064 orang dan admin sekitar 20 orang.
Selama ini MCA telah memposting berbagai isu provokatif tentang penyerangan terhadap ulama, kebangkitan PKI dan sejumlah isu berbau SARA. Tujuan berbagai isu itu diposting oleh member dan admin adalah untuk memprovokasi publik di media sosial.
"Contoh postingan yang paling banyak meresahkan masyarakat adalah soal penculikan ulama di grup itu. Mereka rutin memposting penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pejabat pemerintah dan anggota DPR," tutur Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Pol Fadhil Imran.
Dia menjelaskan Kepolisian juga berhasil mendeteksi grup kecil bernama Sniper Army Team yang para pelakunya sekitar enam orang telah diringkus oleh polisi.
Menurutnya, grup kecil tersebut berada di bawah grup MCA dan memiliki anggota lebih sedikit yaitu sekitar 177 anggota dan bertugas melakukan report atas akun lawan agar diblokir oleh penyedia media sosial sehingga tidak bisa diakses lagi.